Niat Puasa Qadha

by | Jan 23, 2025 | Info

Ketika hendak melaksanakan niat puasa qadha, keikhlasan hati menjadi faktor yang sangat penting dan merupakan syarat utama agar ibadah tersebut dapat diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keikhlasan dalam berniat menunjukkan bahwa seorang muslim benar-benar berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi kewajibannya dalam menjalankan ajaran agama. Dengan niat yang murni dan semata-mata ditujukan kepada Allah, seorang muslim menampilkan bentuk ketaatan serta kesungguhan hatinya dalam melaksanakan perintah agama, khususnya dalam mengganti puasa yang sebelumnya tertinggal.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin, berikut ini adalah lafadz niat yang dapat dibaca ketika hendak melaksanakan puasa qadha:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma gadin ‘an qadaa’i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadan karena Allah Ta’ala.”

Niat puasa qadha bisa dilakukan pada malam hari, sebelum terbit fajar. Hal ini sesuai dengan sebuah riwayat dari Syekh Sulaiman Al Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’ sebagai berikut:

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر

Artinya: “Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits.” (Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II)