Sudah menjadi pemahaman umum di kalangan masyarakat bahwa pelaksanaan ibadah haji dan umroh selalu identik dengan perjalanan ke Tanah Suci yang penuh kesakralan, serta dipenuhi oleh berbagai rangkaian ritual ibadah yang panjang dan kerap kali menguras tenaga. Gambaran yang melekat di benak banyak orang adalah bahwa ibadah ini sulit, melelahkan, dan menuntut ketahanan fisik maupun mental yang luar biasa.
Padahal pada kenyataannya, jika seseorang mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik secara fisik, mental, maupun spiritual, serta menata niat secara ikhlas hanya karena Allah Subḥānahu wa Taʿālā, maka ibadah haji maupun umroh dapat dijalani dengan lebih ringan, lebih tenang, bahkan penuh kenikmatan batin yang mendalam. Supaya perjalanan ibadah ini tidak menjadi beban bagi hati dan pikiran, mari kita simak beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan selama di Tanah Suci tanpa mengurangi kekhusyukan dan nilai spiritual ibadah itu sendiri.
Beribadah dengan Hati yang Lapang
Tanamkan keyakinan yang kokoh dalam hati bahwa setiap ibadah yang diniatkan hanya untuk mengharap ridha Allah Subḥānahu wa Taʿālā akan senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya. Bimbingan serta kemudahan dari Allah akan datang kepada siapa saja yang mengikhlaskan niat dalam beribadah.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ibadah haji dan umroh sering kali memunculkan tantangan tersendiri secara emosional. Banyak jemaah yang merasa khawatir atau takut berbuat salah selama melaksanakan ibadah. Anda mungkin akan sering mendengar berbagai komentar dari sesama jemaah yang mengatakan bahwa suatu perbuatan haram, perbuatan lain tidak sah, atau bahwa apa yang Anda lakukan tidak bernilai di hadapan Allah Subḥānahu wa Taʿālā.
Kondisi semacam ini bisa menimbulkan tekanan mental dan mengganggu kekhusyukan dalam beribadah, apalagi jika Anda terlalu memikirkan komentar tersebut secara berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk melapangkan hati, bersikap tenang, dan tidak mudah tersinggung.
Perlu disadari bahwa sebagian besar orang yang memberi teguran atau nasihat sebenarnya memiliki niat baik, yakni ingin mengingatkan agar kita tidak terjerumus dalam perbuatan yang dilarang oleh syariat. Ambillah sisi positifnya, lalu evaluasi diri dengan tetap menjaga ketenangan dan adab.
Menjaga Kebugaran Selama Beribadah di Tanah Suci
Satu hal penting yang tak boleh diabaikan selama menjalankan ibadah haji maupun umroh adalah menjaga kesehatan tubuh. Tanah Suci yang ramai dan padat oleh jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia menjadi medan yang menuntut fisik yang prima.
Berbagai aktivitas ibadah yang harus dijalankan, seperti thawaf, sa’i, dan berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain, bisa sangat menguras energi. Ketika tubuh mulai kelelahan, sistem imun bisa menurun, sehingga membuat kita rentan terhadap serangan penyakit.
Jika Anda mulai merasakan gejala seperti sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, atau merasa lemas karena dehidrasi, segeralah ambil langkah-langkah pencegahan sederhana berikut ini:
- Biasakan untuk mencuci tangan secara rutin dan menggunakan masker pelindung, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Ingatlah bahwa Anda sedang berada di tengah kerumunan manusia yang sangat besar.
- Hindarilah membeli makanan dari pedagang kaki lima atau yang tidak jelas kebersihannya, karena kita tidak bisa menjamin standar higienitasnya.
- Konsumsilah buah-buahan segar yang baru dikupas sesaat sebelum dikonsumsi, guna menjaga kesegaran dan kebersihannya.
- Bawalah madu sebagai bekal, karena madu dikenal sebagai obat yang sangat bermanfaat bagi banyak jenis penyakit.
- Tambahkan asupan vitamin C ke dalam menu harian Anda agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
- Minumlah air zam-zam dalam suhu ruang, bukan dalam keadaan dingin, karena air dingin bisa memicu iritasi tenggorokan. Di berbagai sudut kota Makkah, Anda dapat menemukan banyak kontainer air zam-zam yang tersedia dalam suhu ruangan.
- Gunakan waktu luang Anda sebaik mungkin untuk beristirahat. Memang menggoda untuk mengikuti berbagai kajian, menjelajahi tempat-tempat bersejarah, atau berkumpul dengan teman-teman, tetapi upayakan agar kegiatan tersebut dilakukan setelah rangkaian ibadah utama selesai. Dengan istirahat yang cukup, tubuh akan kembali bertenaga dan Anda juga bisa menghindari obrolan yang kurang bermanfaat.