Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan biasanya dilakukan selama tiga hari setiap bulan hijriah, tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan kamariah. Namun, khusus pada bulan Zulhijah 1446 Hijriah yang bertepatan dengan bulan Juni 2025, pelaksanaan puasa ini hanya dilakukan selama dua hari saja.
Hal ini disebabkan karena tanggal 13 Zulhijah bertepatan dengan hari Tasyrik, yaitu hari yang dilarang untuk berpuasa, sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallaahu ‘Anha dan Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘Anhuma, mereka berkata:
لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْيَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Artinya: “Pada hari Tasyrik tidak diperbolehkan puasa kecuali orang yang tidak mendapati binatang kurban.” (HR Bukhari)
Hadits ini juga tercantum dalam kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar al-Asqalani. Selain itu, dalam riwayat lain dijelaskan bahwa hari Tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan memperbanyak zikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
وَعَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: Nubaisyah al-Hudzaly Radhiyallaahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Hari Tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan mengingat Allah’.” (HR Muslim)
Penjelasan dalam kitab tersebut menyebutkan bahwa hari Tasyrik merupakan tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha, yang digunakan umat Islam untuk mengolah dan mengeringkan daging kurban di bawah terik matahari. Oleh karena itu, puasa sunnah Ayyamul Bidh tidak dilakukan pada hari-hari tersebut, kecuali dalam keadaan tertentu sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Sementara itu, mengenai anjuran melaksanakan puasa Ayyamul Bidh, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallaahu ‘Anhu:
وَعَنْ أَبِي ذَرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ: ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ. رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَالتَّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ
Artinya: Abu Dzar Radhiyallaahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan agar kami berpuasa sunnah tiga hari dalam satu bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15.” (HR an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
Dengan merujuk pada hadits-hadits tersebut, maka jelas bahwa tanggal 13 Zulhijah yang bertepatan dengan hari Tasyrik tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Oleh karena itu, pada bulan Zulhijah 1446 H/Juni 2025, puasa Ayyamul Bidh hanya dilakukan dua hari saja, yakni tanggal 14 dan 15 Zulhijah.
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Juni 2025 (Zulhijah 1446 H)
Berdasarkan keputusan sidang isbat Kementerian Agama Republik Indonesia yang menetapkan bahwa 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada hari Rabu, 28 Mei 2025, maka berikut adalah jadwal pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh:
-
Selasa, 10 Juni 2025 (bertepatan dengan 14 Zulhijah 1446 H)
-
Rabu, 11 Juni 2025 (bertepatan dengan 15 Zulhijah 1446 H)
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Bagi umat Islam yang akan menjalankan puasa Ayyamul Bidh, disunnahkan untuk mengawali dengan niat. Berikut bacaan niat puasa Ayyamul Bidh sebagaimana tercantum dalam Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Muhammad Syukron Maksum:
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah ta’ala.”
Selama berpuasa, hendaknya umat Islam menjaga diri dari segala hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, serta memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat.
Ingin Umrah?
Mari bergabung dalam perjalanan ibadah umrah bersama Travel Umrah Nabawi Mulia, pilihan tepat untuk umrah berkualitas, amanah, dan nyaman. Info lengkap dan pendaftaran kunjungi:
👉 https://nabawimulia.co.id/
