Tips Menjadi Haji Mabrur

by | Apr 23, 2025 | Info

Haji mabrur adalah dambaan setiap muslim yang menunaikan ibadah haji. Gelar ini bukan sekadar simbol, melainkan merupakan bukti bahwa ibadah haji yang dilaksanakan telah memenuhi tujuan yang diinginkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang haji mabrur adalah pribadi yang telah kembali dari tanah suci dalam keadaan lebih baik—lebih suci, lebih taat kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta lebih mulia akhlaknya dibanding sebelum ia berhaji. Ibadah hajinya bukan hanya menjadi ritual semata, melainkan menjadi titik balik menuju kehidupan yang lebih bermakna dan dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun, perlu disadari bahwa tidak semua orang yang menunaikan ibadah haji akan secara otomatis memperoleh predikat haji mabrur. Banyak faktor yang bisa menghalangi keberhasilan meraih kemuliaan ini. Oleh karena itu, penting bagi setiap jamaah haji untuk mengetahui dan mengamalkan langkah-langkah agar bisa menjadi haji yang mabrur dan menjadikan ibadah hajinya sebagai momen penuh berkah yang mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta.

Berikut adalah beberapa tips penting yang dapat menjadi pedoman dalam meraih derajat haji mabrur:

  1. Niat yang Tulus dan Ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
    Seorang jamaah haji hendaknya benar-benar membersihkan niatnya dari segala tujuan selain mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ibadah haji bukanlah untuk memperoleh pujian, status sosial, atau gelar semata, melainkan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menunjukkan ketaatan sebagai seorang hamba.

  2. Meneladani Haji Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
    Ibadah haji sebaiknya dilakukan sesuai dengan tuntunan dan teladan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hal ini mencakup seluruh rangkaian manasik yang beliau lakukan, baik dalam niat, tata cara, maupun sikap selama berhaji.

  3. Menggunakan Harta yang Halal
    Biaya perjalanan haji hendaknya berasal dari sumber yang halal, tidak mengandung unsur riba, penipuan, perjudian, ataupun hal-hal lain yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Harta yang halal akan membawa keberkahan dan menjadi salah satu syarat diterimanya amal ibadah.

  4. Menjaga Lisan dan Perilaku
    Jamaah haji wajib menjauhi segala bentuk perkataan dan perbuatan yang tidak pantas selama berada di tanah suci, seperti berkata kotor, bertengkar, atau melakukan tindakan yang menimbulkan syahwat. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan agar ibadah haji dilakukan dengan penuh kesucian dan pengendalian diri.

Selain itu, terdapat beberapa sikap tambahan yang sangat dianjurkan bagi para jamaah haji agar lebih dekat dengan predikat haji mabrur, di antaranya:

  • Memiliki Tekad Kuat untuk Meraih Mabrur
    Seorang jamaah haji harus berangkat dengan tekad yang sungguh-sungguh untuk menjadi haji yang mabrur, disertai keyakinan terhadap rahmat dan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia harus percaya bahwa setiap langkah kebaikan yang dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah, dan bahwa Allah akan memudahkan jalannya.

  • Beribadah dengan Ihsan
    Hendaknya setiap ibadah yang dilakukan selama berhaji disertai dengan rasa ihsan, yaitu merasa seolah-olah melihat Allah. Jika tidak mampu, maka yakini bahwa Allah senantiasa melihat dirinya. Dengan demikian, seluruh aktivitas haji akan dilakukan dengan sepenuh hati dan kesadaran penuh.

  • Memperbanyak Amal Kebaikan
    Sepanjang perjalanan ibadah haji, usahakan untuk memperbanyak amal shaleh, bersikap dermawan, menolong sesama jamaah, serta mengedepankan kepentingan orang lain, terutama yang lebih membutuhkan.

  • Bersabar dan Bersyukur
    Dalam proses haji, tidak jarang seseorang dihadapkan dengan berbagai ujian dan tantangan. Oleh karena itu, sikap sabar sangat dibutuhkan. Di sisi lain, nikmat dan kemudahan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala patut disyukuri dengan sepenuh hati.

  • Melaksanakan Rangkaian Ibadah Sesuai Ilmu
    Setiap tahapan dalam ibadah haji hendaknya dilaksanakan dengan penuh pemahaman sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hindari melakukan ritual yang tidak ada dasarnya, dan jangan mengikuti orang lain tanpa mengetahui ilmunya. Ibadah yang benar akan memberikan penghayatan dan pemaknaan yang lebih mendalam.

Perlu diingat, mabrur atau tidaknya suatu ibadah haji hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berhak menilainya. Para ulama hanya menyebutkan tanda-tanda dan indikatornya berdasarkan ilmu yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada mereka. Jika seseorang mendapati tanda-tanda tersebut dalam dirinya, maka hendaknya ia banyak bersyukur atas taufik yang diberikan oleh Allah. Dan tetaplah berdoa agar ibadah haji yang telah dilakukan benar-benar diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena hanya Dia-lah yang mengetahui isi hati dan kualitas amal hamba-Nya.