Dalam bukunya yang berjudul Seri Fiqih Kehidupan 8: Pernikahan, Ahmad Sarwat menyampaikan bahwa terdapat sepuluh sunnah Nabi yang perlu diperhatikan dalam proses pernikahan serta dalam memilih pasangan hidup. Melalui penjelasan ini, ia menguraikan secara rinci berbagai sunnah yang dapat dijadikan pedoman oleh umat Islam dalam menjalani pernikahan sesuai dengan ajaran Nabi. Berikut penjabaran lengkap mengenai sepuluh sunnah tersebut:
- Kualitas Agama
Memilih pasangan yang memiliki kualitas agama yang baik sangat penting, karena hal ini akan menjadi pondasi dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Pasangan yang taat beragama cenderung memiliki nilai-nilai moral yang kuat, sehingga dapat saling mendukung dalam menjalani kehidupan beragama.
- Diutamakan Perawan
Meski Rasulullah menikahi para janda, namun beliau tetap menganjurkan para sahabat untuk menikahi perawan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
علَيكُم بِالأَْبكَارِ فَإِنهن أَعذَب أَفْواها وأَنتق أَرحاما وأَرضى
بِالْيسِيرِ
Hendaklah kalian menikah dengan perawan, karena mereka lebih segar mulutnya, lebih banyak anaknya, dan lebih ridho dengan yang sedikit.” (HR. Ibnu Majah)
- Keturunan
Keturunan yang baik menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih pasangan, karena dapat mempengaruhi karakter dan akhlak anak-anak di masa depan. Pasangan dari keluarga yang baik biasanya memiliki nilai-nilai yang positif dan bisa menjadi contoh yang baik bagi generasi selanjutnya.
- Kesuburan
Kesuburan menjadi faktor penting dalam memilih pasangan, terutama bagi mereka yang menginginkan keturunan. Memiliki pasangan yang subur dapat meningkatkan peluang untuk memiliki anak, yang merupakan salah satu tujuan utama dalam pernikahan.
- Kecantikan dan Kepatuhan
Kecantikan fisik dapat menarik perhatian, namun kepatuhan dan kesetiaan pasangan terhadap suami juga sangat penting untuk keharmonisan rumah tangga. Kecantikan yang diimbangi dengan akhlak yang baik akan menciptakan rasa saling menghargai dan mencintai dalam pernikahan.
- Kepintaran dan Kebaikan Akhlak
Memilih pasangan yang cerdas dan berakhlak baik akan mendukung komunikasi yang baik dalam rumah tangga. Kepintaran membantu dalam pengambilan keputusan, sementara akhlak yang baik akan menjaga keharmonisan dan saling menghormati di antara pasangan.
- Bukan Kerabat Dekat
Secara sains, menikah dengan kerabat dekat dapat meningkatkan risiko masalah genetik pada anak, serta dapat menimbulkan konflik keluarga. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memilih pasangan dari luar keluarga agar hubungan lebih sehat dan harmonis.
- Mahar yang Setara
Mahar yang setara antara pasangan menunjukkan adanya kesetaraan dan saling menghormati dalam hubungan. Hal ini juga mencerminkan komitmen dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam pernikahan.
- Belum Punya Anak
Dalam bukunya, Ahmad Sarwat menjelaskan bahwa Rasul menganjurkan untuk memilih pasangan yang belum punya anak. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk memulai keluarga baru tanpa beban masa lalu.
- Bukan Wanita yang Diceraikan
Memilih wanita yang tidak diceraikan adalah anjuran yang dijelaskan dalam buku Seri Fiqih Kehidupan 8: Pernikahan. Dianjurkan untuk memilih pasangan yang belum pernah mengalami perceraian agar dapat memulai hubungan yang lebih stabil dan harmonis.