Sejarah Haji dan Umroh

by | Aug 3, 2017 | Artikel

Sejarah Haji dan Umroh – Kata sejarah diambil dari Bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti pohon. Secara istilah, sejarah berarti gambaran sebuah pertumbuhan peradaban manusia dengan perlambangan ‘pohon’ yang tumbuh bermula dari biji kemudian menjadi pohon yang lebat rindang dan berkesinambungan. Haji secara bahasa berarti menuju ke suatu tempat. Namun secara syariat mengacu pada ziarah tahunan umat Islam ke Mekkah dengan maksud tertentu untuk melakukan ritual keagamaan diwaktu tertentu pula sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Sejarah berkaitan erta dengan perubahan. Sejarah haji dalam Islam bermula dari ribuan tahun lalu. Pada masa Nabi Ibrahim as (1861-1686 SM), yang merupakan keturunan Sam bin Nuh as (3900-2900 SM). Literatur dalam Islam menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim lahir di Urkasdim, kota penting di Mesopoyamia kemudian beliau berdiam pada sebuah lembah di negeri Syam. Ketika sampai berusia senja beliau belum juga diberikan keturunan, Sarah (istri Nabi Ibrahim) merasa sedih dan meminta Ibrahim menikahi Hajar. Allah SWT mengkaruniai seorang putra bernama Ismail dari Ibrahim dan Hajar. Sarah tidak mampu memedam rasa pilu hatinya karena tidak mendapatkan keturunan sepanjang perkawinannya dengan Nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim kemudian mengaduka permasalahannya kepada Allah SWT. Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk membawa Ismail bersama Hajar menjauh dari Sarah. Kemudian malaikat Jibril turun dan membawa kendaraan cepat dan membawa Nabi Ibrahim beserta anak dan istrinya Hajar. Tempat tujuan dari perjalanan tersebut adalah Mekkah. Setibanya di Mekkah, Jibril menurukan mereka di posisi Ka’bah. Selanjutnya Nabi Ibrahim as bermaksud pulang kembali ke negeri Syam menemui Sarah. Hajar merasa sedih akan ditinggal oleh suaminya. Lalu Ibrahim beranjak pergi meninggalkan Hajar dan Ismail. Sehingga sampai ke bukit Kuday yang mempunyai lembah, Ibrahim berhenti sejenak dan melihat kepada keluarga yang ditinggalkannya. Ibrahim lalu berdoa, seperti yang diabadikan di dalam Al-Quran Surah Ibrahim ayat 37, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, agar merek bersyukur”.

Setelah Ibrahim pergi, tinggallah Hajar bersama bayinya, Ismail. Ketika sinar matahari mulai menyengat, bayi Ismail menangis kehausan. Hajar pun panik mencari air. Awalnya Hajar naik ke bukit Safa tapi tidak menemukan setetes air. Lalu Hajar pergi lagi ke bukit Marwa dan disana pun Hajar tidak menemukan setetes air. Hajar panik dan sedikit putus asa, sehingga ia tidak menyadari telah tujuh kali berlalri bolak-balik antara bukit Safa dan Marwa. Namun Hajar tetap tidak menemukan air. Akhirnya dari bukit Marwa, Hajar melihat ke arah Ismail. Dia heran bayinya tiba-tiba berhenti menangis. Dia pun melihat air mengalir dari bawah kaki Ismail. Hajar berlari menuju tempat bayinya dan berusaha menggali pasir, serta membendung airnya sambil melafazkan kalimat ”Zam…Zam”. Sejak saat itu hingga sekarang, mata air tersebut dikenal seluruh penjuru dunia dengan sebutan sumur “Zam – Zam”.

Sumur Zam-Zam

Tiga hari kemudian, Nabi Ibrahim as datang meilhat kondisi anak dan istrinya. Hajar meminta izin kepada Ibrahim agar dapat bertetangga dengan Kabillah Jurhum yang beberapa hari yang lalu lewat di sekitar tempat itu dan meminta izin untuk tinggal berseberangan dengan Hajar. Nabi Ibrahim memberikn izin. Pada kesempatan berziarah selanjutnya, Ibrahim menyaksikan tempat itu sudah ramai oleh keturunan bangsa Jurhum. Ibrahim sangat senang melihat perkembangan itu.

Diusia remajanya, Ismail diperintahkah oleh Allah untuk membantu Ibrahim membangun Ka’bah. Kemudian ayah dan anak itu bekerja membangun Ka’bah sampai ketinggian tujuh hasta. Lalu Jibril menunjukan kepada mereka posisi “Hajar Aswad”. Ketika selesai pembangunan Ka’bah, Ibrahim dan Ismail melakukan ibadah Haji. Pada tanggal 8 Dzulhijah, Jibril turun menemui dan menyampaikan pesan kepada Ibrahim agar Ibrahim mendistribusikan air  Zam Zam ke beberapa tempat seperti Mina dan Arafah. Sejak saat itu, kaum Muslimin melaksanakan ritual Haji untuk berziarah ke Ka’bah setiap tahunya.

Demikian sedikit ulasan mengenahi sejarah awal haji dan umroh. Semoga bermanfaat.

Astra Website Security
×