Sejarah dan Kemegahan Masjidil Haram

by | Oct 9, 2017 | Artikel

Sejarah dan Kemegahan Masjidil Haram – Siapa yang tak kenal Masjidil Haram, masjid termegah di dunia yang mampu menampung hingga 850 ribu jemaah haji dan hingga 2 juta jemaah saat melakukan shalat ied. Masjidil Haram menjadi masjid utama umat muslim dimana seluruh umat muslim mendambakan untuk mengunjunginya dan beribadah di dalamnya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di dalam Masjidil Haram terletak Ka’bah, kiblat bagi seluruh umat melakukan shalat. Dibalik itu semua, sejarah pembangunan Masjidil Haram hingga bangunan masjid saat ini selalu menarik untuk dikupas.

Pada zaman pra sejarah, tepatnya adalah pada masa Nabi Adam as diturunkan ke bumi, Allah SWT mengutus untuk membangun Ka’bah untuk melakukan ibadah. Awalnya pembangunan tersebut dilakukan di sudut kota Mekah dengan nama Bakkah. Pada masa kepemimpinan Nabi Nuh as, bangunan tersebut hancur akibat banjir yang menerjang sehingga bangunan tersebut tidak ada lagi. Lalu Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as untuk membangun Ka’bah tepat dimana Ka’bah berdiri saat ini. Berkat usaha Nabi Ibrahim as beserta putranya Nabi Ismail as, Kab’bah dapat berdiri dengan Hajar Aswad pada salah satu sisinya. Tidak lupa pula di sekitar Ka’bah terdapat Maqam Ibrahim yang digunakan beliau sebagai pijakan saat membangun Ka’bah.

Membangun Ka’bah pada masa itu bukanlah hal mudah karena banyaknya orang yang masih menyembah berhala. Bahkan Nabi Ibrahim as harus menghancurkan banyak berhala di sekitar Ka’bah pada masa awal pembangunannya. Tidak berhenti disitu saja, pada tahun gajah atau 571 M ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan, Raja Abraha dari Yaman mengutus pasukan gajah untuk menghancurkan gajah. Namun tindakan tersebut digagalkan atas perintah Allah SWT dengan turunnya burung ababil yang membawa batu neraka dan dijatuhkan ke pasukan gajah sehingga mereka tewas dalam kondisi berlubang seperti yang telah dijelaskan pada surat Al-Fil (QS. 105: 1-4).

Perkembangan pembangunan Ka’bah dan Masjidil Haram terus dilakukan dari masa ke masa. Diperkirakan pada masa Rasulallah SAW masih berdakwah, luasan Masjidil Haram tidak lebih dari 2000 meter persegi saja. Namun karena semakin hari semakin banyak umat muslim yang mengunjunginya terlebih saat musim haji tiba, maka pelebaran Masjidil Haram terus dilakukan. Sejak masa kekhalifahan Ustman bin Affan, pelebaran yang dilakukan mencapai 2040 meter persegi dan kemudian dilebarkan lagi oleh Abdullah bin Zubair hingga 4050 meter persegi.

Dari segi pembangunan, bangunan Masjidil Haram telah mengalami beberapa kali perombakan. Penambahan dinding dan pintu serta Menara juga dilakukan sebagai upaya memperbaiki dan memberikan fasilitas agar cukup menampung jemaah yang menunaikan haji di Masjidil Haram. Masa masa kekhalifahan Utsmaniyah, saat itu dipimpin oleh Sultan Salim al Utsmani, Masjidil Haram sempat mengalami perombakan besar-besaran dengan dibantu oleh arsitek dari Turki bernama Mimar Sinan. Tidak hanya pilar masjid, bahkan kubah masjid diganti dan bagian dalam Masjidil Haram dihiasi dengan tulisan kaligrafi yang indah. Penambahan Menara juga dilakukan sehingga Masjidil Haram memiliki tujuh menara yang menjulang. Bangunan megah seperti ini cukup lama bertahan hingga tiga abad.

Dengan mengandalkan konsep seni dan memanfaatkan cahaya dan efek bayangan, bangunan ini menjadi terkenal. Filosiofi yang dibawa adalah kehangatan dan kesejukan serta sirkulasi air dan udara yang berpadu dapat menimbulkan rasa tentram. Gaya arsitek Masjidil  Haram ini digunakan sebagai simbol arsitektur islami.

Selanjutnya memasuki masa kekuasaan raja dari Arab Saudi, bangunan Masjidil Haram dirombak kembali.  Pada awal tahun 1955 hingga 1973, pembangunan Masjidil Haram berlangsung. Lantai-lantai masjid diganti menjadi marmer dengan tambahan 3 menara baru dan disertai perobohan 4 tiang yang dibangun oleh Utsmaniyah. Disamping itu, bukit Shafa dan Marwa dimasukkan kedalam bangunan Masjidil Haram.

Pergantian Raja Arab Saudi mengindikasikan adanya pembangunan baru yang dilakukan pada Masjidil Haram. Pasalnya saat tahta turun kepada Raja Abdullah bin Abdulaziz, pembangunan dilakukan untuk memperluas masjid agar mampu menampung 2 juta jemaah. Proyek besar ini berlangsung dari tahun 2011 lalu dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2020 mendatang. Pada Juli 2015, tahta kembali turun kepada putranya Raja Salman bin Abdul Aziz yang kemudian melanjutkan proyek pembanguan Masjidil Haram dan ditambahkan sarana prasarana lainnya penunjang ibadah haji seperti  tempat tinggal jemaah hingga terowongan untuk memudahkan akses  ke Masjidil Haram.

Jumlah pintu keseluruhan yang dimiliki oleh Masjidil Haram adalah 129 pintu dengan namanya masing-masing. Dari 129 pintu, terdapat 4 pintu utama dan 45 pintu saja yang dibuka selama 24 jam serta pintu khusus difabel untuk memberi kemudahan jemaah dengan keterbatasan fisik memasuki Masjidil Haram. Untuk saat ini, telah disediakan eskalator untuk memudahkan jemaah yang ingin melakukan ibadah di lantai atas. Jumlah eskalator yang disediakan ada tujuh buah.

Kemegahan Masjidil Haram memang tidak tertandingi. Dari segi keistimewaanya karena terdapat Ka’bah, Hijr Ismail, Maqam Ibrahim, Bukit Shafa – Marwa dan sumur Zamzam, hingga keindahan bangunannya yang membuat mata akan takjub dan bibir seraya bergumam Subhanallah. Semoga bacaan ini dapat menguatkan kita dan menjadi pematik untuk segera menunaikan ibadah haji dan umroh. Amin.

Karena tidak ada yang tidak mungkin  di dunia ini selama kita masih berpegang teguh pada ajaran Rasulallah SAW, sehingga ada banyak kemungkinan siapa saja dapat pergi berhaji atau umroh dan mengunjungi Baitullah secepatnya. Percayakan perjalanan umroh dan haji Anda pada travel umroh dan haji terpercaya yang memberikan paket umroh dan paket haji kompetitif dan baik. Semoga bermanfaat.

Astra Website Security
×