Bulan Rajab memegang posisi istimewa dalam kalender Islam, dan keistimewaannya mendorong kaum Muslim untuk bersaing dalam melaksanakan amalan-amalan yang mulia. Puasa dan dzikir di bulan Rajab merupakan amalan yang diutamakan, dengan keutamaan yang luhur. Oleh karena itu, disarankan agar kaum Muslim tidak melewatkan kesempatan berharga ini.
Puasa di Bulan Rajab dan Keutamaannya
Berdasarkan informasi dari buku “Memburu Syurga di Bulan Istimewa” karya Miftah Fauzi, meningkatkan jumlah puasa sunnah di bulan Rajab adalah kebiasaan umum di kalangan umat Muslim. Perbedaan utama puasa di bulan Rajab dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya adalah pahalanya yang dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Terdapat beberapa keutaman yang akan didapatkan oleh seorang muslim jika ia mengerjakan puasa di bulan Rajab. Dirangkum dari Buku Harian Orang Islam oleh Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut beberapa keutamaan puasa di bulan Rajab:
– Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan minuman nikmat di surga
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bahwasanya di surga ada sebuah sungai Rajab, airnya putih melebihi susu, manis melebihi madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab, pasti Allah memberinya minum dari sungai (bengawan) tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)
– Mendapatkan keridhaan dan kemuliaan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Jika berpuasa tanggal 1,2, dan 3 Rajab akan mendapatkan keridhaan serta kemuliaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibnu Abbas, ia berkata, “Puasa di awal bulan Rajab dapat menghapus dosa (kafarat) selama tiga tahun, di hari kedua menjadi kafarat selama dua tahun, di hari ketiga menjadi kafarat selama satu tahun, kemudian di setiap hari sesudah itu menjadi kafarat selama satu bulan.” (HR Abu Muhammad al-Khalali)
Dzikir Pagi dan Sore di Bulan Rajab
Selain melaksanakan puasa sunnah di bulan Rajab, seorang muslim juga dapat membaca dzikir. Dengan dzikir tersebut, diharapkan seorang muslim mendapatkan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dikutip dari sumber buku sebelumnya, berikut bacaan dzikir di bulan Rajab:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ
Bacaan latin: “Rabbighfirlii warhamnii watub ‘alayya.”
Artinya: “Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, dan terimalah taubatku.”
Disebutkan dalam kitab Al-Jami’ karya Imam Suyuthi, dari Ibnu Asakir, dari Abi Umamah bahwa Wahab bin Munabbih berkata, “Aku membaca dalam kitab Allah yang diturunkan sebelum Al-Qur’an bertuliskan bahwa barang siapa beristighfar di bulan Rajab di pagi dan sore hari dengan mengangkat kedua tangan seraya berkata, ‘Rabbighfirlii warhamnii watub ‘alayya’ 70 kali, maka kulitnya tidak akan disentuh oleh api neraka.”
Dirangkum dari buku Keutamaan Doa dan Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera oleh M. Khalilurrahman al Mahfani, pada dasarnya, berdoa dan berdzikir dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan hamba-Nya untuk berdzikir kepada-Nya.
Termaktub dalam surah Al-Ahzab ayat 41-42, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١ وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا ٤٢`
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”
Meskipun demikian, seorang muslim dapat mengutamakan waktu-waktu tertentu untuk berdzikir dan berdoa. Sebab, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan beberapa waktu yang mustajab, demikian juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Salah satu waktu mustajab untuk berdzikir adalah dzikir di bulan Rajab. Hal ini merupakan salah satu amalan yang membawa keutamaan dzikir di bulan Rajab.