Prinsip-prinsip Kepemimpinan dalam Islam

by | Oct 11, 2023 | Info

Pemimpin adalah imam dalam Islam. Ia adalah sosok yang memimpin, mengarahkan serta mengambil tanggung jawab dalam suatu kelompok, organisasi, atau komunitas untuk mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan haruslah berlandaskan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi acuan utama bagi umat muslim. Prinsip kepemimpinan Islam terbagi menjadi 4, berikut penjelasan lengkapnya.

  1. Prinsip Tauhid

Prinsip tauhid adalah salah satu prinsip mendasar dalam kepemimpinan Islam, karena perbedaan akidah yang mendasar dapat menjadi penyebab dan pendorong kerusuhan dalam suatu umat. Islam mengajak ke arah satu kesatuan akidah atas dasar yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, yaitu tauhid.

Mengenai prinsip tauhid ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 3 yang berbunyi:

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Mari kita bersama-sama menuju kepada satu kalimat yang sama antara kita dan kamu, yaitu bahwa kita hanya menyembah Allah dan tidak ada yang kita jadikan sekutu-Nya, serta kita tidak menjadikan satu sama lain Tuhan-Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, sampaikanlah, “Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim.”

  1. Prinsip Musyawarah

Musyawarah adalah mengeluarkan atau mengajukan pendapat, sehingga dalam menetapkan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat. Musyawarah dalam konteks ini adalah proses membahas masalah-masalah tertentu bersama anggota masyarakat.

Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam surat Ali Imran ayat 159:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Artinya: Maka karena rahmat dari Allah, kamu menjadi lembut terhadap mereka. Jika kamu bersikap keras dan kasar, mereka pasti akan menjauh dari kamu. Oleh karena itu, berikanlah pengampunan kepada mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan berbicaralah dengan mereka untuk mencapai kesepakatan dalam urusan tersebut. Setelah kamu memutuskan tekadmu, bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengasihi mereka yang bertawakkal kepada-Nya.

  1. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan dalam mengatur kepemimpinan menjadi suatu keniscayaan, sebab kepemimpinan dibentuk antara lain agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Jadi, sistem kepemimpinan Islam yang ideal adalah yang mencerminkan keadilan.

Dalam Surat An-Nahl ayat 90, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman sebagai berikut:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi bantuan kepada kerabat. Dan Allah melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Allah memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

  1. Prinsip Persatuan Islamiah

Prinsip persatuan islamiah (ukhuwah islamiah) ialah prinsip untuk menggalang dan mengukuhkan semangat persatuan dan kesatuan umat Islam. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 103 yang berbunyi:

…وَاعۡتَصِمُوۡا بِحَبۡلِ اللّٰهِ جَمِيۡعًا وَّلَا تَفَرَّقُوۡا

Artinya: “Berpeganglah dengan kuat kepada tali Allah, dan jangan terpecah belah…”

Berikut versi panjangnya:

وَاعۡتَصِمُوۡا بِحَبۡلِ اللّٰهِ جَمِيۡعًا وَّلَا تَفَرَّقُوۡا ۖ وَاذۡكُرُوۡا نِعۡمَتَ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ اِذۡ كُنۡتُمۡ اَعۡدَآءً فَاَ لَّفَ بَيۡنَ قُلُوۡبِكُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ بِنِعۡمَتِهٖۤ اِخۡوَانًاۚ وَكُنۡتُمۡ عَلٰى شَفَا حُفۡرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنۡقَذَكُمۡ مِّنۡهَاؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمۡ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُوۡنَ

Artinya: Dan berpegangteguhlah kalian pada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara. Sedangkan (saat itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk