Pengertian Zuhud dalam Islam

by | Mar 9, 2025 | Info

Zuhud adalah sikap seseorang yang memilih untuk menjauh dari harta benda dan kenikmatan duniawi demi mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam Al-Qur’an, sikap zuhud disebutkan dalam surat Al-Qashash ayat 77:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baik (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”

Selain itu, dalam Surat Al-Hadid ayat 20 juga dijelaskan tentang kehidupan dunia:

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وّلَهْوٌ وّزِيْنَةٌ وّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ … وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan … Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”

Zuhud dalam Kehidupan Seorang Muslim

Meskipun bersikap zuhud, seorang Muslim tetap diperbolehkan mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi lebih kepada tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama.

Menurut kitab tasawuf, zuhud adalah keadaan hati yang tidak terikat pada dunia dan lebih mengutamakan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang yang zuhud merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, menerima keadaan dengan ridha, dan tidak terlalu menginginkan hal-hal duniawi.

Abu Thalib al-Makki menjelaskan beberapa bentuk zuhud, di antaranya:

  1. Menyadari kematian dan tidak berangan-angan panjang.
  2. Tidak memakai pakaian mewah sekadar untuk keperluan.
  3. Tidak berlebihan dalam membangun tempat tinggal.
  4. Mencintai dan bergaul dengan orang-orang fakir.
  5. Menjauhi ilmu yang tidak bermanfaat dan hanya mengejar kedudukan.
  6. Mencari makanan dan minuman yang halal serta menghindari hal yang syubhat.

Kisah Abu Ubaidah, Panglima yang Zuhud

Salah satu sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang dikenal memiliki sifat zuhud adalah Abu Ubaidah bin Jarrah. Sebagai panglima perang, ia memiliki kesempatan untuk hidup mewah, tetapi ia lebih memilih kehidupan sederhana. Ketika Khalifah Umar berkunjung ke rumahnya, diketahui bahwa Abu Ubaidah hampir tidak memiliki barang berharga.

Bagi Abu Ubaidah, harta dunia bukanlah tujuan. Ia lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kenikmatan duniawi.

Hadits tentang Zuhud

Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Zuhud terhadap dunia bukanlah mengharamkan yang halal dan menyia-nyiakan harta, tetapi lebih kepada meyakini bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada apa yang ada di tanganmu. Serta, ketika mendapat musibah, engkau lebih memilih pahala dari musibah itu daripada berharap musibah tersebut tidak terjadi.” (Hadits Riwayat Tirmidzi)

Zuhud mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, sehingga seorang Muslim tidak lalai dalam beribadah, tetapi juga tetap menjalani kehidupan dunia dengan cara yang baik dan benar.