Pengertian dan Tujuan Manaqiban

by | Jan 26, 2024 | Info

Manaqiban merupakan tradisi keagamaan di kalangan masyarakat Islam di Indonesia, terutama di Jawa dan Madura. Tradisi ini biasanya dilakukan di dunia pesantren, tapi tak jarang bapak-bapak dan ibu-ibu masyarakat setempat turut melakukan manaqiban.

Lalu, apa yang dimaksud manaqiban? Simak penjelasan arti, tujuan, serta hikmah membaca manaqiban.

Apa Itu Manaqiban?

Mengutip Jurnal Madaniyah terbitan STIT Pemalang, manaqiban berasal dari kata bahasa Arab yakni ‘manaqib’ yang artinya biografi.

Kata manaqib juga merupakan bentuk jamak dari mufrod ‘manaqabah’ yang bisa diartikan sebagai cerita riwayat hidup menyangkut kebaikan serta akhlak terpuji seseorang.

Dari kata manaqib ini kemudian ditambahkan akhiran -an dalam bahasa Indonesia sehingga jadilah manaqiban.

Adapun yang dimaksud tradisi manaqiban di sini berarti pembacaan riwayat hidup atau biografi seseorang, utamanya tokoh ulama.

Manaqiban yang terkenal adalah membaca manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani. Syekh Abdul Qadir Jailani adalah seorang wali Allah yang menyandang gelar Sulthanul Auliya atau pemimpin para wali.

Demikian bacaan yang dibacakan saat acara manaqib ini seputar biografi, kebaikan, akhlak terpuji, karomah, pesan, hingga sejarah yang berkaitan dengan Syekh Abdul Qadir Jailani.

Bacaan biografi manaqiban biasanya ditulis dengan bahasa yang bagus sehingga kalimatnya tersusun dengan indah.

Tujuan Manaqiban

Tradisi manaqiban tidak lain ditujukan untuk meneladani perilaku baik, ibadah, serta kehidupan seorang ulama. Dari membaca biografi serta kebaikan mengenai tokoh tersebut, diharapkan pesan dan hikmah yang terkandung dapat diambil.

Selain itu, dengan membaca manaqiban Syekh Abdul Qadir Jailani contohnya merupakan bentuk praktik tabarruk alias untuk meraih keberkahan dan kebaikan darinya. Karena sebagaimana yang kita tahu bahwa beliau termasuk orang pilihan dan yang diistimewakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan diangkat menjadi wali-Nya.

Di sisi lain, manaqiban juga dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memperbanyak dzikir karena terdapat bacaan lain dari ayat-ayat Al-Qur’an dan asmaul husna yang dilafalkan.

Rangkaian Kegiatan dalam Manaqiban

Dalam tradisi manaqiban biasanya akan dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, kemudian ada penyampaian tanbih atau nasihat dari guru-guru, dan tawasul.

Barulah kemudian dilakukan pembacaan manaqib dari kitab manaqib oleh seseorang. Sementara yang lain akan mendengarkan secara khusyuk sambil memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kalimat dalam asmaul husna.

Setelahnya biasanya akan ada tabligh akbar yang disampaikan mubaligh dan pembacaan sholawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.