Panitia Haji Malaysia, Pakistan , dan Bangladesh mengunjungi PPIH

by | Sep 25, 2017 | Artikel

Panitia Haji Malaysia, Pakistan, dan Bangladesh mengunjungi PPIH – Pada 19 September 2017 lalu, pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kedatangan tamu dari Tim Tabung Haji Malaysia. Pertemuan rutin beberapa tahun belakangan ini yang selalu dilaksanakan menjelang fase akhir ibadah haji ini di gelar di Kantor PPIH Daerah Kerja Mekah. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sri Ilham Lubis selaku Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Ahmad Jauhari selaku Staf Teknis 3 Kantor Urusan Haji, Nasrullah Jasam selaku Kepala Daerah Kerja Mekah, dan para Kepala Seksi Layanan dari Daerah Kerja Mekah. Dari pihak Tim Tabung Haji Malaysia dipimpin oleh Datuk Syed Saleh Syed Abdur Rahman selaku Ketua Rombongan serta didampingi para pengarah operasional yang setara dengan Kepala Daker dan Kepala Bidang Layanan.

Pertemuan ini bertujuan untuk silaturahmi dan melakukan sharing pengalaman selama menjalankan tugas sebagai panitia penyelenggara haji di negara masing – masing. Disamping itu, Syeh Saleh juga mengutarakan bahwa Malaysia dan Indonesia masih satu rumpun sehingga profil jemaah haji Malaysia dengan Indonesia tidak berbeda jauh. Yang dimaksudkan dengan profil jemaah haji antara lain dari segi usia, pendidikan, dan profesi. Ia juga menambahkan bahwa kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada Malaysia hanya 30.200 dengan durasi tinggal di Arab Saudi selama 45 – 55 hari. Tentunya jumlah tersebut masih jauh dibawah jumlah kuota yang di berikan kepada Indonesia.

Ada pertemuan tersebut, secara garis besar adalah sharing dimana pihak Malaysia ingin mengetahui pengelolaan yang telah dilakukan PPIH mulai dari persiapan, manasik, hingga pelaksanaan ibadah haji dengan kuota jemaah yang sangat banyak. Sri Ilham menjawab pertanyaan pihak Tim Tabung Haji Malaysia mengenai hal tersebut mulai dari pemaparan data jemaah haji Indonesia hingga manajemen operasional haji Indonesia. Pada tahun ini kuota jemaah haji Indonesia telah kembali normal pada angka 211.000 jemaah, namun pihak Arab Saudi memberikan tambahan 10.000 kuota sehingga total yang diberangkatkan pada tahun ini mencapai 221.000 jemaah.

Tidak lupa Sri Ilham juga menambahkan bahwa manajemen juga dibentuk sejak sebelum diberangkatkan. Jemaah haji Indonesia diorganisir dengan membentuk sistem kloter dan struktur petugas. Dalam satu kloter terdiri dari 360 – 455 jemaah haji yang didampingi oleh 5 orang petugas. Tim petugas yang dimaksud terdiri dari 1 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), 1 orang Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), dan 3 orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Disamping itu Sri Ilham juga menjelaskan layanan apa saja yang jemaah haji Indonesia peroleh selama melaksanakan ibadah haji, antara lain layanan akomodasi, transportasi, dan katering.

Berdasarkan hasil berbagi pengalaman yang telah dilakukan, PPIH juga mendapatkan banyak informasi mengenai kondisi jemaah haji Malaysia. Pasalnya jumlah jemaah haji Malaysia jauh lebih sedikit sehingga pembagian kloternya juga hanya menjadi 100 lebih dengan jumlah jemaah haji 250 orang per kloter. Setiap kloter Malaysia tidak didampingi petugas selama perjalanan ke Arab Saudi, dan petugas baru bergabung setelah setibanya di Arab Saudi. Untuk lokasi akomodasi, karena jumlah jemaah haji Malaysia yang lebih sedikit menyebabkan penempatannya mengelompok pada jarak 900 meter dari Masjidil Haram. Pada proses manasik, jemaah haji Malaysia mendapatkan 17 kali pertemuan manasik dasar dan 2 hari intensif manasik praktik. Pada program tersebut, jemaah haji Malaysia diberikan situasi yang mencerminkan kondisi saat haji nantinya termasuk saat melakukan mabit di Mina dan Arafah. Adapun ujian yang diselenggarakan untuk memastikan penyampaian materi kepada jemaah haji Malaysia, jika terdapat jemaah haji yang belum lolos, maka akan dilakukan proses manasik kembali.

Seusainya pertemuan tersebut, mereka memanfaatkan untuk berkeliling. Tidak lupa Tim Tabung Haji Malaysia melakukan diskusi ringan sembari melanjutkan peninjauan di Kantor Daker Mekah.

Selang beberapa hari setelahnya, PPIH juga mendapatkan kunjungan kembali oleh pihak panitia misi haji dari Pakistan dan Bangladesh pada Rabu 22 September 2017 lalu. Pakistan dan Bangladesh termasuk penyumbang jemaah haji peringkat 5 besar. Pada musim haji 1438 H tahun ini, Pakistan berada diperingkat kedua yang memperoleh kuota 179.000 jemaah haji setelah Indonesia sedangkan Bangladesh mendapatkan peringkat keempat dengan kuota sebesar 129.000 jemaah haji setelah India.

Sama seperti kunjungan Malaysia sebelumnya, delegasi dari Pakistan dan Bangladesh ingin mengetahui bagaimana manajemen yang dilakukan Indonesia sebagai penyumbang jemaah haji terbanyak tahun ini untuk memberikan kualitas layanan yang baik kepada jemaahnya. Pada awal pertemuan, mereka menyempatkan diri untuk memapaparkan kondisi dan profil jemaah haji masing – masing negara.

Pertemuan ini bertujuan untuk bertukar informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari misi haji masing – masing negara. Dengan begitu, pelayanan tahun depan harus lebih baik lagi dan saling belajar dengan negara tetangga. Sri Ilham menuturkan bahwa persiapan penyelenggaraan haji dimulai sejak awal, sehingga pada saat penutupan operasional haji musim ini menandakan bahwa perencanaan haji musim dapat sudah dimulai.

Indonesia berusaha memberikan pelayanan yang terbaik pada beberapa tahun terakhir ini. Oleh karenanya dari segi akomodasi, transportasi, hingga katering juga telah dipikirkan baik – baik hingga Menteri Agama pun turun tangan mengeluarkan Peraturan Menteri yang mengatur tentang layanan haji di Arab Saudi.

Sri Ilham juga menambahkan manajemen yang diberlakukan Indonesia dalam pembagian daerah kerja dan sektor. Setiap sektor telah tersedia petugas haji yang siap siaga 24 jam selama musim haji berlangsung guna memudahkan jemaah haji Indonesia jika membutuhkan bantuan.

Dari segi masa tinggal, Indonesia memiliki masa tinggal lebih pendek dari kebanyakan negara lainnya yaitu 40 hari yang diatur dengan manajemen keberangkatan dan pemulangan jemaah haji secara bertahap oleh PPIH. Sedangkan untuk Pakistan dan Bangladesh, masa tinggal hingga 45 hari.

Untuk akomodasi, Indonesia memiliki spek tertentu untuk tempat tinggal dari fasilitas, jarak dan kapasitas pemondokan yang digunakan. Pada tahun ini Indonesia membutuhkan 155 hotel dengan jarak beragam untuk menampung jemaah haji Indonesia yang sangat banyak. Sri Ilham menambahkan bahwa hotel yang terletak 1,5 km hingga 4,5 km juga difasilitasi sarana transportasi bus shalawat untuk menuju Masjidil Haram. Sedangkan Pakistan sendiri mengaku bahwa pihaknya menyewa hotel dengan jumlah 195 hotel dan jarak hingga 7 km.

Pertemuan ini berguna untuk memperbaiki sistem manajemen misi haji masing – masing negara. Diharapkan dengan kunjungan ini dapat menjadikan motivasi ketiga negara untuk memberikan layanan lebih baik lagi tahun depan dengan bercermin dari kekurangan pada tahun ini.

Astra Website Security
×