Bulan Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam. Selama menjalani rangkaian ibadah di bulan Ramadan, banyak kemuliaan dan pahala yang diperoleh. Itulah mengapa tak sedikit umat Islam merasa sedih ketika bulan Ramadan telah berlalu. Kesedihan ini sering kali disertai dengan harapan agar bisa bertemu lagi dengan bulan suci tersebut di tahun depan.
Namun, terdapat sebuah berita menarik yang dapat mempersingkat waktu tunggu umat Islam untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadan. Pada tahun 2030, Ramadan akan datang dua kali dalam setahun. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam penanggalan antara kalender Masehi dan kalender Hijriah.
Kalender Masehi mengacu pada siklus matahari, sementara kalender Hijriah mengacu pada siklus bulan. Kalender Hijriah umumnya terdiri dari 354 hari, yang berarti lebih pendek 11 hari dibandingkan dengan kalender Masehi. Namun, pada tahun 2030, kedua kalender tersebut akan membentuk siklus yang saling berkesinambungan.
Menurut Al Hariri, CEO Dubai Astronomy Group yang dikutip oleh Gulf News, “Kalender matahari dan kalender lunar berjalan terpisah satu sama lain, dan berbeda. Kalender matahari tetap dengan matahari, sedangkan kalender lunar selalu lebih pendek 11 hari. Jadi dua Ramadhan adalah akibat alami dari dua kalender yang berbeda.”
Siklus ini biasanya terjadi setiap 33 tahun sekali. Yang terakhir terjadi pada tahun 1997, dan akan terjadi lagi pada tahun 2030. Dalam penanggalan, Ramadan pertama tahun 1451 Hijriah akan terjadi pada 5 Januari 2030, diikuti oleh Lebaran pada 3 Februari 2030. Kemudian, Ramadan kedua tahun 1452 Hijriah akan terjadi pada 26 Desember 2030 hingga Januari 2031.
Dengan demikian, di tahun 2030, umat Islam akan merayakan dua kali Ramadan dan satu kali Lebaran. Hal ini juga berarti bahwa umat Islam di Indonesia akan menerima Tunjangan Hari Raya dua kali dalam setahun.