Niat Mandi Keramas Puasa Ramadan

by | Feb 24, 2025 | Info

Berikut adalah bacaan niat mandi keramas puasa Ramadan yang dapat diamalkan oleh umat muslim sebagaimana dikutip dari buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa dan Dzikir karya Zakaria R Rachman.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِفَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ للهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitul gusla li fardhi sahri romadhona lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat mandi hadas besar untuk menjalankan puasa Ramadan karena Allah Ta’ala.”

Selain bacaan tersebut, umat muslim juga dapat membaca niat mandi besar seperti biasa dengan lafal berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الاَ كَبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadasil akbari fardlan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Mandi Keramas Puasa Ramadan

Berdasarkan buku Panduan Lengkap Shalat Wajib dan Sunah Berikut Juz ‘Amma untuk Pemula karya Zaky Zamani, tata cara mandi keramas puasa Ramadan dimulai dengan niat. Setelah itu, umat muslim membasuh seluruh anggota tubuh dengan air, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pastikan seluruh bagian tubuh terkena air secara merata.

Sunnah Mandi Keramas Puasa Ramadan

  • Mendahulukan membersihkan kotoran dan najis dari tubuh
  • Berwudhu sebelum mandi
  • Melafalkan basmalah
  • Berkumur dan menghirup air ke dalam hidung
  • Menghadap kiblat
  • Mendahulukan membasuh anggota badan bagian kanan, kemudian bagian kiri
  • Membasuh tubuh hingga tiga kali
  • Membaca doa setelah mandi wajib

Hukum Mandi Keramas Puasa Ramadan

Menurut buku Tuntunan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya yang disusun oleh R Syamsul, hukum mandi keramas puasa Ramadan adalah sunnah. Hal ini termasuk kebiasaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bertujuan menyucikan diri dari hadas dan memantapkan niat berpuasa Ramadan.

Dalil mengenai mandi besar ini dijelaskan oleh Aisyah dan Ummu Salamah RA:

“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu fajar dan beliau dalam keadaan junub karena salah seorang keluarga (istrinya), kemudian beliau mandi dan berpuasa.” (HR Bukhari)