Mengapa Allah Mengutus Para Rasul?

by | Jun 22, 2025 | Info

Sebagai seorang Muslim yang beriman, sudah menjadi bagian dari keimanan kita untuk mempercayai keberadaan para rasul yang diutus oleh Allah Subḥānahu wa Taʿālā. Para rasul merupakan manusia pilihan yang ditugaskan secara khusus untuk menyampaikan petunjuk, risalah, serta ajaran kehidupan yang mengarahkan umat manusia agar senantiasa berjalan di atas jalan yang benar, lurus, dan diridhai oleh Allah Subḥānahu wa Taʿālā.

Dalam ajaran Islam yang kita anut, terdapat dua puluh lima rasul yang wajib dikenal dan diimani oleh setiap Muslim. Namun, keimanan kepada mereka tidak hanya sebatas mengenal nama-nama mereka, melainkan juga meliputi keyakinan atas kebenaran ajaran yang mereka bawa serta kesungguhan dalam mengikuti dan meneladani risalah yang mereka sampaikan. Hal ini merupakan bagian dari bentuk ketaatan kepada Allah Subḥānahu wa Taʿālā yang mengutus mereka.

Lalu, pertanyaan penting yang perlu kita renungkan bersama adalah: Apa tujuan Allah Subḥānahu wa Taʿālā mengutus para rasul ke muka bumi ini? Apa saja tanggung jawab dan tugas besar yang mereka emban dalam menjalankan misi suci tersebut?

Tujuan Diutusnya Para Rasul

Tujuan paling utama dari diutusnya para rasul oleh Allah Subḥānahu wa Taʿālā adalah untuk menyampaikan wahyu Ilahi, yang berisi syariat sebagai pedoman hidup manusia. Wahyu tersebut membawa misi kebaikan dan petunjuk, agar umat manusia tidak tersesat dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Para rasul menyebarkan ajaran tauhid, menyeru manusia untuk hanya menyembah Allah Subḥānahu wa Taʿālā, serta mengingatkan mereka dari segala bentuk kesesatan dan kemusyrikan.

Penting untuk dipahami bahwa antara nabi dan rasul terdapat perbedaan mendasar. Dalam buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, dijelaskan bahwa nabi menerima wahyu dari Allah Subḥānahu wa Taʿālā hanya untuk dirinya sendiri dan tidak diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat, sedangkan rasul tidak hanya menerima wahyu, tetapi juga diwajibkan untuk menyampaikannya kepada umat sebagai bentuk tanggung jawab dakwah. Oleh karena itu, semua rasul adalah nabi, namun tidak semua nabi adalah rasul.

Tugas dan Peran Para Rasul

Sebagai bentuk keimanan kepada para rasul, kita tidak cukup hanya dengan mengetahui nama dan kisah mereka. Kita juga dituntut untuk memahami dan mengimani tugas besar yang mereka emban. Dalam hal ini, Allah Subḥānahu wa Taʿālā telah menjelaskan secara gamblang dalam Surah Al-An’am ayat 48 mengenai fungsi utama para rasul:

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Artinya: “Tidaklah Kami utus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”

Dalam penjelasan tafsir dari Kementerian Agama Republik Indonesia, ayat tersebut mengandung makna bahwa para rasul memiliki tiga peran utama, yaitu sebagai pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, dan penyampai risalah dari Allah Subḥānahu wa Taʿālā. Tugas ini bukanlah sesuatu yang ringan, karena mereka harus menghadapi berbagai penolakan, tantangan, dan bahkan ancaman jiwa demi menegakkan kalimat Allah Subḥānahu wa Taʿālā.

Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan Kemendikbud, tugas para rasul dirangkum dalam enam poin penting berikut:

  1. Menyampaikan wahyu dari Allah Subḥānahu wa Taʿālā secara utuh dan jujur kepada umat manusia.

  2. Mengajak manusia untuk beriman dan mentauhidkan Allah, serta meninggalkan segala bentuk kemusyrikan.

  3. Memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan taat.

  4. Memberikan peringatan kepada orang-orang yang durhaka dan enggan mengikuti ajaran Allah.

  5. Membimbing umat ke jalan yang lurus, penuh hikmah, dan sesuai dengan ajaran wahyu.

  6. Menjadi hujjah atau bukti atas kebenaran risalah, sehingga manusia tidak memiliki alasan untuk menolak petunjuk Allah Subḥānahu wa Taʿālā.

Rasulullah Shallallāhu ʿAlaihi Wa Sallam Sebagai Pendidik Umat

Menurut Dr. Abdussalam Muqbil Al-Majidi dalam bukunya Bagaimana Rasulullah Mengajarkan Al-Qur’an kepada Para Sahabat, salah satu peran sentral Nabi Muḥammad Shallallāhu ʿAlaihi Wa Sallam adalah sebagai pendidik utama bagi umat manusia. Rasulullah Shallallāhu ʿAlaihi Wa Sallam mendidik dengan kelembutan, kasih sayang, dan keteladanan, bukan dengan kekerasan atau paksaan.

Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

أنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا وَلَا مُتَعَنِّتًا وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengutuskan dengan kekerasan, tidak pula dengan sifat keras, tetapi Allah mengutusku sebagai guru dan mempermudah urusan,” (HR Muslim).

Melalui sabda ini, kita dapat memahami bahwa Rasulullah Shallallāhu ʿAlaihi Wa Sallam diutus bukan untuk mempersulit umatnya, melainkan justru untuk membimbing mereka dengan kemudahan dan penuh kasih sayang.

Penutup

Kesimpulannya, para rasul adalah utusan Allah Subḥānahu wa Taʿālā yang memiliki tugas mulia dan penuh tanggung jawab. Mereka tidak hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga membimbing, mendidik, memperingatkan, serta menjadi teladan terbaik bagi umat manusia. Cara terbaik bagi kita dalam mengimani mereka adalah dengan meyakini keberadaan mereka, menerima dan mengamalkan ajaran yang mereka bawa, serta menjadikan perjuangan mereka sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Wallāhu aʿlam.

✈️ Ingin menapaktilasi jejak para rasul dan merasakan kekhusyukan beribadah langsung di Tanah Suci?
Bersama Nabawi Mulia, Anda bisa mewujudkan impian menunaikan ibadah Umrah dengan bimbingan terpercaya dan layanan profesional.
💻 Kunjungi sekarang: https://nabawimulia.co.id