Manfaat Madu dalam Islam

by | Nov 10, 2024 | Info

Madu adalah bahan alami yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh banyak orang sejak ribuan tahun lalu, bahkan sejak masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabat. Mereka telah menggunakannya baik sebagai makanan maupun sebagai bahan pengobatan karena keistimewaan manfaatnya. Tidak hanya sekadar makanan dengan cita rasa manis yang menggugah selera, madu juga memiliki khasiat yang begitu berharga.

Dalam Islam, manfaat madu bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an, di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa madu berasal dari perut lebah dan diciptakan sebagai obat alami yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Hal ini menegaskan bahwa madu adalah anugerah Allah yang memiliki banyak kegunaan bagi umat manusia, baik untuk kebutuhan nutrisi maupun kesehatan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah An-Nahl ayat 68 dan 69,

وَاَوْحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ ۝٦٨ ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗۖ فِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: “Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di pegunungan, pepohonan, dan bangunan yang dibuat oleh manusia. Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perutnya itu keluar minuman (madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Oleh karena itu, madu dianggap sangat bermanfaat. Berikut ini adalah beberapa manfaat madu dalam Islam dan kegunaannya sebagai pengobatan.

Manfaat Madu dalam Islam

Dalam buku Potensi Manfaat Madu yang ditulis oleh Yusma Indah Jayadi, madu disebut-sebut merupakan salah satu makanan manis kesukaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebagaimana dalam hadits dari Aisyah RA, “Nabi sangat menyukai makanan manis dan madu.”

Mengkonsumsi madu secara teratur juga dianjurkan dalam Islam. Madu telah digunakan sebagai pengobatan penyakit sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya hingga saat ini.

Dalam Syarah Bulughul Maram karya Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam juga disebutkan bahwa madu merupakan salah satu bentuk mencari kesembuhan, berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

الشَّفَاءُ فِي ثَلاثَةٍ شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْحَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ.

“Kesembuhan terdapat dalam tiga hal; meminum madu, sayatan bekam, dan besi panas.” (HR. Bukhari)

Selain itu, dalam buku Mukjizat Makanan dan Minuman Kesukaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang ditulis Moch. Syahrowi Yazid, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan untuk menggunakan madu sebagai obat bagi beberapa penyakit, sebagaimana beliau menjelaskan melalui sabdanya berikut:

“Hendaklah kalian menggunakan dua obat, yaitu madu dan Al-Qur’an.” (HR. Ibnu Majah).

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

“Jika ada kebaikan pada penyembuhan kalian, maka itu ada pada hijamah atau minum madu atau sengatan api. Tetapi, aku tidak menyukai dengan cara kay (sundut dengan besi panas).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Manfaat madu dalam Islam telah terbukti jelas seperti yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah riwayat dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah, saudaraku terkena diare.”

Kemudian, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda padanya, “Minumkanlah madu kepadanya.”

Laki-laki itu pun meminumkan madu pada saudaranya. Namun, ia datang lagi kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengadu, “Wahai Rasulullah, saya sudah meminumkan madu kepadanya, tetapi diarenya justru semakin parah.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kembali menyuruhnya, “Pergilah dan minumkanlah madu kepadanya.”

Laki-laki tersebut pergi dan kembali meminumkan madu pada saudaranya. Namun, lagi-lagi ia kembali datang mengadu pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Wahai Rasulullah, minum madu justru semakin memperparah diarenya.”

Kemudian, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dan menegaskannya lagi, “Maha Benar Allah dan telah berdusta perut saudaramu. Pergilah dan minumkanlah madu kepadanya.”

Laki-laki tersebut kemudian pergi, dan kembali meminumkan madu kepada saudaranya. Setelah itu, saudaranya sembuh dari penyakit diarenya. (HR.Bukhari dan Muslim)

Dalam Sunan Ibnu Majah yang dikutip dari buku Ath-Tibbu An-Nabawi karya Muḥammad ibn Abī Bakr Ibn Qayyim Al-Jawzīyah, juga diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ لَعِقَ الْعَسَلَ ثَلَاثَ غَدَوَاتٍ كُلَّ شَهْرٍ لَمْ يُصِبْهُ عَظِيمٌ مِنْ الْبَلَاءِ

“Barangsiapa meminum tiga sendok madu dalam tiga pagi saja setiap bulan, niscaya ia tidak akan terkena penyakit.”

Selain itu, beberapa manfaat madu dalam Islam juga dinyatakan oleh para ulama. Mengutip kembali buku Potensi Manfaat Madu, salah satu ulama Islam, Az-Zuhri, telah menganjurkan untuk mengonsumsi madu sebagai peningkatan daya ingat, beliau berkata, “Makanlah madu, karena baik untuk daya ingat.”

Beliau juga menyatakan bahwa jenis madu yang paling baik adalah yang paling murni, paling terang warnanya, dan paling manis. Selain itu, madu yang dikumpulkan dari pohon dan gunung dianggap lebih baik daripada madu yang dipanen dari sarang lebah yang disediakan oleh manusia, seperti di peternakan lebah.

Selain itu, menurut Ibnu Sina dalam Qanun fi Tibbnya, madu baik untuk mengobati luka dan bisul, mencerahkan penglihatan, serta makanan untuk menajamkan pikiran.

Manfaat madu dalam Islam juga untuk meningkatkan sirkulasi darah dan memberikan supply oksigen yang lebih besar ke seluruh tubuh, demikian juga ke otak.