Lokasi Miqat Makani Jemaah Haji Indonesia

by | May 22, 2024 | Info

Miqat makani adalah salah satu istilah dalam pelaksanaan haji dan umrah yang menjadi bagian wajib dalam rangkaian ibadah di Tanah Suci. Jika seorang muslim melewati miqat tanpa berihram, ia harus menggantinya dengan dam atau denda. Dikutip dari buku Miqat di Jeddah Tidak Sah? oleh Luki Nugroho Lc, miqat dalam bahasa Arab berasal dari kata “mawaq” yang merupakan bentuk jamak, yang berarti tempat atau waktu.

Dalam buku Peta Perjalanan Haji dan Umrah tulisan Gus Arifin, miqat dijelaskan sebagai garis batas yang menentukan kapan seseorang harus mulai atau berhenti melakukan ibadah, seperti melafazkan niat dan melintasi batas antara tanah biasa dan Tanah Suci.

Apa Itu Miqat Makani?

Miqat makani adalah miqat berdasarkan batas geografis, tempat seseorang harus mulai menggunakan pakaian ihram untuk melintas batas Tanah Suci dan berniat haji atau umrah.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dari Abdullah bin Abbas Radiallahu ‘anhu,

“Bahwasanya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menentukan Dzul Hulaifah sebagai miqat bagi penduduk Madinah; Juhfah sebagai miqat bagi penduduk Syam; Qarnul Manazil sebagai miqat bagi penduduk Nejed dan Yalamlam sebagai miqat bagi penduduk Yaman; dan beliau bersabda: ‘Tempat-tempat tersebut sebagai miqat bagi penduduknya dan bagi orang yang datang ke sana dari penduduk (negeri lain) yang ingin melaksanakan haji dan umrah. Barang siapa yang tinggal di dalam wilayah miqat-miqat tersebut, maka ia berihram dari tempat tinggalnya, hingga penduduk Makkah pun (berihram) dari Makkah.” (HR Bukhari)

Lokasi Miqat Makani Jemaah Haji Indonesia

Mengutip buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Tahun 2024 oleh Kementerian Agama (Kemenag RI), berikut adalah lokasi miqat makani bagi jemaah haji Indonesia.

  1. Lokasi Miqat Makani Jemaah Haji Gelombang Pertama

Miqat makani jemaah haji gelombang pertama yang datang dari Madinah adalah Zulhulaifah (Abyar Ali).

  1. Lokasi Miqat Makani Jemaah Haji Gelombang Kedua

Bagi jemaah gelombang kedua, lokasi miqat makani bisa dipilih di antara:

– Asrama haji embarkasi di Tanah Air. Menurut jumhur ulama, berihram sebelum miqat yang ditentukan adalah sah. Jemaah yang berihram dari asrama haji embarkasi harus menjaga larangan ihram sejak niat ihram selama perjalanan hingga tahallul.

– Di dalam pesawat. Sebelum pesawat berada pada posisi sejajar dengan Qarnul Manazil atau Yalamlam, jemaah haji hendaknya berihram setelah kru menyampaikan pengumuman bahwa pesawat mendekati posisi miqat.

– Bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Bandara ini dijadikan miqat setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa pada 28 Maret 1980 tentang keabsahan Bandara Jeddah sebagai miqat, yang kemudian dikukuhkan kembali pada 19 September 1981.

Demikian informasi mengenai miqat makani bagi jemaah haji Indonesia beserta lokasinya. Semoga bermanfaat.