Hewan Kurban Jadi Tunggangan Menuju Surga?

by | Jun 16, 2024 | Info

Meskipun tidak ada bukti yang kuat atau konkret mengenai ke mana perginya hewan kurban setelah disembelih, ada sebuah riwayat yang memberikan gambaran tentang masa depan hewan-hewan tersebut. Riwayat tersebut menyatakan bahwa di hari kiamat nanti, hewan kurban akan kembali dan menjadi hewan tunggangan bagi orang yang telah berkurban. Hewan ini akan membantu pemiliknya melewati ash-shirat, yaitu jembatan yang harus dilalui menuju surga.

Dinukil dari buku Tuntunan Berkurban dan Menyembelih Hewan karya Ali Ghufron, diriwayatkan dari Aisyah Radiallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: “Tidaklah seseorang melakukan suatu amalan yang lebih dicintai Allah pada Hari Raya Idul Adha melebihi amalan berkurban. Sesungguhnya, hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk- tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya darah dari hewan kurban itu akan mendapat ridha Allah sebelum ia terjatuh ke tanah. Maka hendaklah diri kalian merasa senang untuk berkurban.” (HR At-Tirmidzi)

Ustaz Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi dalam buku Fikih Kurban mengatakan bahwa hal tersebutlah yang menjadi keutamaan atau pahala bagi orang yang berkurban.

Al-Qari mengutip perkataan dari Zainul Arab bahwa berkurban merupakan amal ibadah yang paling utama saat Idul Adha. Dikatakan pula, sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dalam kondisi fisiknya yang sempurna, persis saat masih hidup di dunia.

Bila merujuk kembali buku Tuntunan Berkurban dan Menyembelih Hewan, disebutkan pula berkurban mendatangkan banyak pahala, karena semua anggota tubuh dari hewan kurban itu bernilai pahala. Bahkan, bulu-bulunya juga bernilai pahala. Zaid bin Arqam menceritakan bahwa para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ ؟ قَالَ : سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ . قَالُوا : فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ . قَالُوا : فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ

Artinya: Wahai Rasulullah, apa gerangan berkurban ini?” Rasul menjawab, “Ini adalah sunnah dari moyang kalian, yaitu Nabi Ibrahim.” Para sahabat kembali bertanya, “Apa bagian kami di dalamnya, wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Pada setiap bulunya terdapat kebaikan.” Para sahabat bertanya, “Kalau wol?” Rasul menjawab, “Pada setiap bulu dari wol itu terdapat kebaikan.” (HR Ibnu Majah)

Buku tersebut menukil kitab Hasyiyatu As-Sanadi ‘ala Ibni Mâjah yang menafsirkan hadits ini. Disebut, hadits ini menjelaskan bulu-bulu hewan kurban juga bernilai sebagai kebaikan atau mendatangkan pahala, tidak hanya daging, lemak, dan kulit. Untuk itu, dapat diketahui betapa banyak pahala yang dapat dipetik oleh orang yang mau berkurban sehingga rugilah apabila seseorang diberi kelapangan rezeki, tetapi bermalas- malasan melakukan kurban.

Semua Hewan Akan Menjadi Tanah di Akhirat

Sementara itu, belum pula ditemukan juga sumber baik dari Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menyebutkan soal hewan akan dihisab di akhirat kelak, sehingga tidak dapat dipastikan hewan akan masuk surga atau neraka.

Hewan tidak dihisab sebab bukanlah mukalaf yang berarti mereka tidak dibebankan kewajiban, tidak dilarang melakukan apapun, dan tidak mengenal pahala ataupun dosa layaknya manusia.

Hewan juga tidak diberikan akal oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah maupun untuk memilih antara iman dan kafir. Oleh sebab itu, hewan-hewan ciptaan-Nya tidak dibebani oleh kewajiban syariat seperti manusia.

Rizem Aizid dalam buku Kekalkah Kita di Alam Akhirat, menyebutkan bahwa setiap hewan yang pernah hidup di dunia nantinya akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Bukan untuk melewati hisab melainkan akan di-qisas lalu setelahnya diubah menjadi tanah atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Disebutkan, pada hari kiamat, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah menunduknya di dunia. Setelah binatang itu di-qisas, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengubahnya menjadi tanah dengan tujuan untuk menegakkan keadilan di antara makhluk-Nya.

Wallahu a’lam.