Hal-hal yang Membuat Puasa Ganti Ramadhan Dilakukan

by | Jan 1, 2025 | Info

Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang wajib melakukan puasa ganti Ramadhan. Berikut adalah penjelasannya:

  1. Tidak sah berpuasa sebelumnya jika seseorang lupa berniat untuk melakukan puasa.
  2. Orang yang sakit berat hingga tidak mampu berpuasa dianjurkan untuk menggantinya di hari lain.
  3. Wanita yang sedang haid atau nifas wajib mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan.
  4. Membatalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan, seperti makan atau minum dengan sengaja, wajib diganti.
  5. Pasangan yang melakukan hubungan suami istri di siang hari pada bulan Ramadhan wajib mengganti puasa tersebut.
  6. Ibu hamil yang khawatir akan kesehatan dirinya atau janinnya boleh tidak berpuasa, tetapi harus menggantinya.
  7. Orang yang melakukan pekerjaan berat yang tidak memungkinkan untuk berpuasa wajib menggantinya.
  8. Ketika seseorang mengalami kelaparan atau kehausan ekstrem yang dapat membahayakan kesehatannya pada saat bulan Ramadhan, ia wajib mengganti puasa tersebut.
  9. Musafir yang bepergian jauh diperbolehkan tidak berpuasa, tetapi wajib menggantinya di hari lain.
  10. Orang yang murtad selama bulan Ramadhan dan kemudian kembali masuk Islam diwajibkan mengganti puasa yang terlewatkan.

Puasa Ganti Ramadhan dan Puasa Rajab dalam Satu Waktu

Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam dan menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk puasa Rajab. Namun, bagaimana jika seseorang ingin menggabungkan puasa ganti Ramadhan dengan puasa Rajab dalam satu waktu?

Pertanyaan ini sering muncul di kalangan umat Islam, terutama bagi mereka yang ingin memanfaatkan bulan penuh keberkahan ini untuk melunasi utang puasa Ramadhan sekaligus meraih pahala puasa Rajab.

Merangkum dari arsip detikHikmah, Wahbah az-Zuhaili, seorang ahli fikih, dalam bukunya Fiqih Islam wa Adillatuhu edisi Indonesia terbitan Gema Insani, menjelaskan bahwa dalam pandangan fikih terdapat dua pendapat ulama terkait hal ini.

Pendapat pertama, sebagaimana dijelaskan oleh Abu Yusuf, menyatakan bahwa jika ibadah wajib seperti puasa ganti Ramadhan digabung dengan ibadah sunnah, maka yang sah hanya niat ibadah wajib.

Dengan kata lain, pelaksanaan puasa ganti Ramadhan tetap diterima, tetapi pahala puasa sunnah tidak diperoleh. Beberapa ulama lainnya bahkan menegaskan bahwa puasa ganti Ramadhan tidak boleh digabungkan dengan puasa sunnah.

Pendapat kedua, sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Ibnu Hajar al-Haitami, menyatakan bahwa menggabungkan dua ibadah, baik wajib maupun sunnah, diperbolehkan. Bahkan, pahala dari kedua ibadah tersebut tetap akan diperoleh.