Hajar Aswad Pernah Hilang Selama 22 Tahun

by | Jun 4, 2024 | Info

Hajar Aswad adalah sebuah batu yang terletak di sudut tenggara Ka’bah. Batu ini diyakini berasal dari surga dan pernah dicuri serta hilang selama 22 tahun. Siapa dalang di balik pencurian Hajar Aswad tersebut?

Pencurian Hajar Aswad dilakukan oleh Abu Tahir Al Qarmuthi, pemimpin kelompok Syiah Qarmatian pada waktu itu. Pencurian terjadi pada tahun 317 Hijriah atau 930 Masehi. Awalnya, kelompok Qarmatian datang ke Makkah dari Bahrain sebelum pelaksanaan haji.

Dalam buku “Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram” karya Mansya Aji Putra, diceritakan bahwa kedatangan kelompok Qarmatian ditolak karena reputasi Abu Tahir sebagai pemimpin yang kejam. Untuk mengelabui masyarakat Makkah, kelompok Qarmatian bersumpah bahwa mereka tidak akan berbuat kerusakan di Makkah.

Namun, kelompok Qarmatian melanggar janji mereka. Mereka melakukan serangan keji terhadap umat Islam yang sedang melaksanakan haji pada hari pertama. Di tengah kericuhan, Abu Tahir memerintahkan Ja’far bin Ilaj untuk mencopot Hajar Aswad dari tempatnya. Kelompok Qarmatian juga merusak Ka’bah dengan mencuri barang berharga di dalamnya, merobek kiswah (penutup Ka’bah), melepas pintunya, dan mengambil talang emasnya.

Kelompok Qarmatian bahkan melakukan pembantaian terhadap jemaah haji dan penduduk Makkah. Sebanyak 30 ribu jemaah yang sedang tawaf, iktikaf, dan salat dibunuh, lalu 3 ribu di antaranya dibuang ke sumur air zamzam.

Setelah tragedi berdarah tersebut, ibadah haji ditiadakan selama 8 tahun berturut-turut karena rasa takut dan trauma akibat teror keji kelompok Qarmatian. Hajar Aswad yang dicuri oleh Abu Tahir dibawa ke Masjid al Dirar di ibu kota baru negara mereka, al Hasa di Bahrain. Abu Tahir berniat mengubah masjid tersebut menjadi Tanah Suci dan mengarahkan orang-orang untuk berhaji di sana. Hajar Aswad pun disimpan di sana selama 22 tahun.

Setelah 22 tahun, Hajar Aswad akhirnya dikembalikan ke Makkah setelah kekhalifahan Abbasiyah membayar sejumlah besar uang. Namun, Hajar Aswad kembali dengan keretakan yang membaginya menjadi tujuh bagian. Untuk menjaga bentuknya, penjaga Ka’bah membingkai Hajar Aswad dengan perak seperti yang dapat dilihat saat ini.

Upaya Perusakan Hajar Aswad

Masih dari sumber yang sama, tidak hanya upaya pencurian, ternyata terdapat pula beberapa upaya perusakan hajar Aswad setelah tragedi berdarah dengan kelompok Qarmatian.

Upaya pertama terjadi pada tahun 363 H. Seorang laki-laki asal Romawi menghampiri hajar Aswad, mengambil cangkul dan memukulkannya dengan kuat ke pojok tempat hajar Aswad hingga berbekas. Sebelum sempat mengulangi perbuatannya, seorang muslim asal Yaman datang dan menikamnya hingga roboh.

Berikutnya, pada 413 H, Bani Fatimiyah mengirim sebagian pengikutnya di bawah pimpinan Hakim al-Abidi untuk menghancurkan hajar Aswad. Setelah dipukul 3 kali menggunakan pahat, hajar Aswad pecah dan berjatuhan.

Selanjutnya, pada 990 H seorang lelaki asing datang membawa sejenis kapak yang dipukulkannya ke hajar Aswad. Pangeran Nashir menikam lelaki tersebut dengan belati hingga mati.

Keutamaan Hajar Aswad dan Sunahnya

Dalam buku Al-Bait karya Brilly El-Rasheed terdapat hadits yang menjelaskan keutamaan hajar Aswad. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Barang siapa bersalaman dengannya (hajar Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah Yang Maha Pengasih.” (HR Ibnu Majah)

Menurut hadits lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki kebiasaan mencium hajar Aswad hingga dianggap sebagai sunah tawaf. Ia berkata,

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beristilam (menyentuh) Rukun Yamani dan Hajar Aswad setiap kali beliau tawaf.” (HR Muttafaq ‘alaih)

Wallahu a’lam.