Doa Ini Ketika Thawaf dan Melintasi Maqam Ibrahim

by | Sep 22, 2024 | Info

Maqam Ibrahim adalah sebuah bangunan kecil yang terletak di sebelah timur Ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah. Di dalamnya terdapat sebuah batu yang diyakini sebagai tempat pijakan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam saat membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail ‘Alaihis Salam. Batu ini memiliki sejarah panjang yang penuh makna. Awalnya, batu tersebut menempel pada dinding Ka’bah, namun pada masa Khalifah Umar bin Khattab, batu ini dipindahkan beberapa meter dari Ka’bah untuk memberi ruang bagi jamaah yang tawaf.

Maqam Ibrahim bukan hanya situs bersejarah, tetapi juga tempat yang dianggap mustajab untuk berdoa. Banyak jamaah haji dan umrah berdoa di tempat ini dengan harapan doanya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di sekitar Maqam Ibrahim juga terdapat tempat-tempat penting lainnya seperti Multazam, Hijir Ismail, dan Sumur Zamzam. Multazam, area antara Maqam Ibrahim dan Hajar Aswad, diyakini sebagai tempat yang mustajab untuk berdoa. Hijir Ismail, yang terletak di sebelah utara Ka’bah, dipercaya sebagai tempat persembunyian Nabi Ismail ‘Alaihis Salam dari musuh. Sementara itu, Sumur Zamzam adalah mata air yang dipercaya memiliki khasiat penyembuhan.

Baca Juga

Tips Kesehatan untuk Jamaah dengan Penyakit Jantung

Maqam Ibrahim merupakan salah satu situs paling suci dalam Islam dan menjadi bagian penting dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah, menjadikannya sebuah pengalaman spiritual yang mendalam bagi umat Islam.

Al-maqam berarti tempat berdirinya Nabi Ibrahim ketika dulu membangun Kabah bersama Nabi Ismail. Maqam Ibrahim merupakan bekas pijakan beliau. Saat jemaah haji atau umrah melaksanakan thawaf dan melintasi maqam Ibrahim tersebut dianjurkan melafalkan doa melintasi maqam Ibrahim.

رَبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ سَدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ سَدْقٍ وَاجْعَلْ لِى مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Rabbi adkhilnii mudkhala shidqin wakhrijnii mukhraja shidqin waj’al lii min ladunka sulthaanan nashiiran wa qul jaa’al haqqu wa zahaqal baathila innal baathila kaana zahuuqa

Artinya: Wahai Tuhanku, masukkanlah aku secara benar dan keluarkanlah pula aku secara benar, berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasan yang menolong. Dan katakanlah, ‘yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil adalah sesuatu yang pasti lenyap.