Beradaptasi dengan iklim di Tanah Suci, khususnya di Kota Makkah, bukanlah hal yang mudah, terutama bagi jamaah asal Indonesia yang terbiasa hidup dalam kondisi iklim tropis yang relatif stabil. Di Indonesia, suhu udara rata-rata berkisar di angka 26 derajat Celsius dengan perubahan harian yang tidak terlalu mencolok. Sebaliknya, Arab Saudi memiliki iklim gurun yang jauh lebih ekstrem, dengan suhu rata-rata yang bisa mencapai 38 derajat Celsius. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam asal Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah persiapan agar tubuh dapat beradaptasi dengan baik dan ibadah tetap dapat dijalankan dengan khusyuk.
Cuaca di Arab Saudi terkenal ekstrem dan tidak stabil, terutama di Makkah dan sekitarnya. Perbedaan suhu antara siang dan malam cukup drastis. Di siang hari, suhu dapat melonjak hingga 44 derajat Celsius, sementara pada malam hari bisa turun hingga 29 derajat Celsius. Bagi jamaah dari Indonesia yang terbiasa dengan suhu yang lebih bersahabat, kondisi ini bisa menjadi tantangan besar. Maka dari itu, penting untuk melakukan persiapan fisik dan mental agar ibadah dapat dijalani dengan optimal tanpa terganggu oleh cuaca.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mencari informasi terkait kondisi iklim dan kisaran suhu di Arab Saudi, terutama perbedaan suhu antara siang dan malam. Informasi ini berguna untuk menentukan jenis dan jumlah pakaian yang akan dibawa. Jika suhu relatif stabil, maka jumlah pakaian bisa diminimalisir. Namun, jika cuaca sangat panas di siang hari dan dingin di malam hari, penting untuk membawa pakaian yang sesuai. Pilihlah pakaian berbahan katun yang menyerap keringat untuk siang hari, dan bawa juga pakaian hangat seperti jaket, sweater, atau bahan wol untuk malam hari. Bawalah pakaian secukupnya agar tidak membebani koper, namun tetap memperhatikan kebersihan, kesopanan, dan kerapian.
Langkah selanjutnya adalah mulai membiasakan diri untuk tidak bergantung pada pendingin ruangan atau air conditioner (AC) saat masih berada di Indonesia. Kebiasaan terlalu sering menggunakan AC dapat membuat tubuh sulit beradaptasi saat harus menghadapi cuaca panas di Arab Saudi. Bayangkan saja saat wukuf di Padang Arafah yang berlangsung di tengah musim panas, suhu bisa sangat terik. Oleh karena itu, penting untuk mulai perlahan-lahan membiasakan tubuh beraktivitas tanpa AC agar tubuh lebih siap menghadapi kondisi panas ekstrem.
Menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga secara teratur juga sangat disarankan. Aktivitas fisik akan membantu melancarkan metabolisme tubuh dan menjaga stamina. Cobalah untuk berolahraga minimal dua kali dalam seminggu. Jika terasa berat, mulailah dengan aktivitas ringan seperti berjalan kaki di pagi atau sore hari. Pilih jenis olahraga yang nyaman dan sesuai dengan kemampuan tubuh, seperti yoga atau berenang, agar rutinitas ini tidak terasa memberatkan.
Selain itu, penting untuk menjaga asupan cairan tubuh. Banyaklah minum air putih, terutama di malam hari dan menjelang ibadah puasa Arafah, guna mencegah dehidrasi. Kekurangan cairan bisa menyebabkan berbagai gangguan seperti pusing, penglihatan kabur, hingga pingsan. Membawa botol minum sendiri juga disarankan agar kebutuhan air dapat terpenuhi setiap saat.
Tidak kalah penting adalah menjaga pola makan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang. Tubuh membutuhkan energi yang cukup untuk menjalani rangkaian ibadah yang padat. Pastikan asupan makanan mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dalam porsi yang seimbang. Perbanyak konsumsi buah dan sayur. Saat memilih jenis sayuran, hindari yang dapat memicu produksi gas lambung berlebihan. Buah-buahan seperti pisang sangat dianjurkan karena mengandung kalium dan glukosa yang dapat membantu meningkatkan energi dan membuat perut terasa kenyang lebih lama.
Kesimpulannya, menghadapi cuaca ekstrem di Makkah memerlukan persiapan yang matang, baik dari segi fisik maupun perlengkapan. Mulailah persiapan sejak dini agar tubuh tidak kaget saat menghadapi iklim yang jauh berbeda dengan Indonesia. Jangan takut atau khawatir berlebihan. Insyaa Allah, dengan kondisi tubuh yang sehat serta niat dan hati yang bersih, ibadah haji dan umrah akan berjalan lancar, khusyuk, dan penuh keberkahan. Semoga tips ini bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam mempersiapkan perjalanan spiritual ke Tanah Suci.