Umrah adalah salah satu ibadah bagi umat Islam yang dilakukan dengan mengunjungi Baitullah. Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun. Menurut ulama Hanafi dan Maliki, hukum umrah adalah sunah.
Secara bahasa, umrah berarti ziarah. Sedangkan menurut syariat, umrah adalah menziarahi Ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’i antara Shafa dan Marwah, serta mencukur atau menggunting rambut dengan cara tertentu yang dapat dilaksanakan kapan saja.
Ada beberapa rangkaian dalam melaksanakan ibadah umrah. Lalu, apakah dalam ibadah umrah dilakukan lempar jumrah? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Ibadah Umrah?
Umrah sering disebut sebagai haji kecil. Pelaksanaan umrah mirip dengan ibadah haji yang dilakukan di Tanah Suci. Hukum melaksanakan ibadah umrah adalah sunnah.
Meski begitu, banyak umat Islam yang tertarik melaksanakan ibadah ini. Hal ini karena pelaksanaannya lebih fleksibel dan dapat dilakukan sepanjang tahun. Selain itu, tidak ada batas kuota seperti ibadah haji.
Baca Juga
Perbedaan antara ibadah haji dan umrah terletak pada waktu dan pelaksanaannya. Ibadah haji hanya bisa dilakukan pada bulan Zulhijah, sedangkan ibadah umrah bebas dilakukan kapan saja. Namun, makruh untuk ditunaikan pada hari Arafah, Idul Adha, dan tiga hari Tasyriq.
Ada juga perbedaan dalam pelaksanaannya. Saat menunaikan ibadah umrah, tidak ada rangkaian untuk wukuf, mabit, dan melempar jumrah seperti dalam ibadah haji. Jadi, dalam ibadah umrah tidak ada pelaksanaan lempar jumrah karena tidak termasuk dalam rangkaiannya.
Syarat Melaksanakan Ibadah Umrah
Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh umat Islam untuk melaksanakan ibadah umrah yakni:
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Amannya Perjalanan
- Mampu
Tata Cara Ibadah Umrah
Dikutip dari situs Kementerian Agama, berikut tata cara melakukan umrah
- Miqat di Masjid Dzulhulaifah atau Abyar Ali
Miqat merupakan tempat untuk menggunakan ihram dan berniat umrah. Letak miqat berada di Madinah. Miqat dilakukan dengan mandi, memakai pakaian ihram, berwudu, dan mengerjakan salat sunnah ihram sebanyak 2 rakaat.
Setelah melakukan ihram, baik pria ataupun wanita harus memperhatikan beberapa larangan yang sudah ditentukan.
- Menuju Masjidil Haram
Selanjutnya, umat Islam menuju Masjidil Haram dan melakukan salat tahiyatul masjid sebanyak 2 rakaat. Dalam perjalanan menuju Masjidil Haram dari miqat, sebaiknya umat Islam memperbanyak bacaan talbiyah seperti yang diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika umrah dan haji.
Bacaan tersebut yaitu:
لَبَّیكَ الّلهُمَّ لَبَّیكَ، لَبَّیكَ لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ، إنَّ الْحَمدَ وَ النِّعمَةَ لَكَ وَ الْمُلكَ، لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ
Arab-latin: Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika laka labbaik
Artinya: “Aku penuhi panggilanMu ya Allah, aku penuhi panggilanMu ya Allah dan tiada sekutu bagiMu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, serta kekuasaaan hanya bagi-Mu tanpa sekutu apapun bagi-Mu.”
- Melakukan Thawaf
Sebelum masuk ke Masjidil Haram, jemaah dianjurkan untuk mengambil wudhu terlebih dahulu dan masuk melalui pintu mana saja. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasanya masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah. Begitu memasuki Masjidil Haram, dianjurkan pula untuk membaca doa.
Selanjutnya, jemaah dapat langsung menuju tempat thawaf atau mataf. Jemaah mulai thawaf dari garis lurus dekat Hajar Aswad, antara pintu Ka’bah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.
Sesampainya di rukun Aswad, jemaah umrah disunahkan untuk menyentuhnya, beristilam dan mencium apabila memungkinkan. Rangkaian ini dilakukan dengan tanpa menyakiti dan melukai orang lain ketika berdesakan di dekat Hajar Aswad.
- Salat di Makam Ibrahim
Setelah mengerjakan rangkaian thawaf, disunahkan untuk menunaikan salat dua rakaat di belakang makam Ibrahim. Selain itu salat juga dapat dilakukan di manapun di Masjidil Haram kemudian berdoa di Multazam.
Selepas itu, jamaah disunahkan minum air Zamzam yang diambil dari tempat yang sudah disediakan di galon atau kran air Zamzam kemudian dilanjut dengan berdoa.
- Sai
Ibadah Sai merupakan penghargaan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada istri Nabi Ibrahim yaitu Siti Hajar. Saat itu, Siti Hajar bolak-balik mencari air untuk putranya yaitu Nabi Ismail.
Sai dalam ibadah umrah dilakukan dari Safa ke Marwah yang dihitung sebagai satu kali perjalanan. Sai berakhir di Marwah yang bisa dilakukan dengan berjalan. Akan tetapi pada batas di antara dua lampu hijau berlari-lari kecil.
Saat mengerjakan sai, disunahkan untuk suci dari hadats dan berturut-turut selama tujuh putaran.
- Tahallul
Terakhir, jemaah melakukan tahallul yaitu mencukur atau memotong rambut kepala. Untuk jemaah laki-laki bisa mencukur gundul atau hanya memotong sebagian rambut kepala saja sambil membaca doa mencukur rambut.
Sementara untuk perempuan cukup dengan sebagian rambut kepala minimal tiga helai.
Bagi jemaah yang botak, mereka cukup menempelkan pisau cukur di kepala sebagai isyarat mencukur rambut. Setelah menunaikan tahallul, maka jemaah bebas dari semua larangan dalam ihram dan berakhir lah rangkaian umrah.