Apa Itu Muhasabah Diri?

by | Dec 26, 2024 | Info

Mengutip buku Jangan Tenggelamkan Masa Mudamu, karya Riyani, secara etimologi, muhasabah berasal dari kata kerja “hasiba”, yang berarti menghisab atau menghitung. Secara sederhana, muhasabah diartikan sebagai proses pengamatan terhadap diri sendiri, introspeksi, atau evaluasi diri.

Para ulama dari masa ke masa senantiasa menjadi motor penggerak bagi kaum muslimin untuk melakukan muhasabah. Salah satunya adalah sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad, Umar bin Al-Khaththab RA berkata,

“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab! Timbanglah amal kalian sebelum amal kalian ditimbang! Sesungguhnya introspeksi diri pada hari ini lebih ringan daripada hisab di kemudian hari. Berhiaslah untuk perhelatan akbar (hari Akhir), pada hari yang segala sesuatu akan tampak dan tidak ada yang tersembunyi dari kalian!”

Pentingnya Bermuhasabah Diri

Muhasabah diri sangatlah penting untuk dilakukan oleh setiap umat Islam. Mengutip buku Thibbul Qulub: Klinik penyakit Hati, oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah terbitan Pustaka Al-Kautsar, adapun ayat yang menunjukkan wajibnya melakukan muhasabah diri adalah firman Allah dalam Surah Al-Hasyr ayat 18:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad(in), wattaqullāh(a), innallāha khabīrum bimā ta’malūn(a).

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan, pada ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan agar setiap manusia memperhatikan amal-amalnya, baik yang telah ia lakukan maupun yang dipersiapkan untuk Hari Kiamat. Apakah amal-amal tersebut termasuk amal baik yang dapat menyelamatkan dirinya, atau justru amal buruk yang bisa membinasakannya.

Masih mengutip sumber sebelumnya, Qatadah berkata, “Tuhanmu senantiasa mendekatkan Hari Kiamat, sehingga Dia menjadikannya seakan-akan terjadi besok.”

Kesimpulannya, kebaikan hati dapat diraih melalui muhasabah diri, sedangkan kerusakan hati terjadi karena mengabaikan muhasabah diri dan membiarkan nafsu menguasai tanpa kendali.

×