Tabzir, atau perilaku boros dan tidak bijak dalam menggunakan harta, merupakan tindakan yang tercela dalam Islam. Perilaku ini tidak hanya menghilangkan keberkahan, tetapi juga dapat menjerumuskan seseorang pada hal-hal yang dilarang.
Mengutip dari buku Aqidah Akhlak oleh Anita Yuniarti dan Aufia Aisa, berikut adalah beberapa contoh perilaku tabzir yang perlu dihindari.
- Membantu Orang Lain dalam Kemaksiatan
Salah satu bentuk tabzir adalah memberikan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada orang lain dalam melakukan kemaksiatan.
Contohnya, memberikan sumbangan kepada seseorang yang menggunakan uang tersebut untuk membeli minuman keras atau hal-hal lain yang haram. Tindakan ini tidak hanya merugikan penerima, tetapi juga menjadi dosa bagi pemberi karena mendukung perbuatan maksiat.
- Mengonsumsi Makanan yang Tidak Ada Manfaatnya dan Membahayakan
Menghabiskan uang untuk makanan atau minuman yang tidak memiliki manfaat bagi tubuh, bahkan berpotensi membahayakan kesehatan, juga termasuk dalam kategori tabzir. Misalnya, membeli makanan yang tinggi gula atau lemak secara berlebihan yang dapat memicu penyakit seperti diabetes dan obesitas.
- Merayakan Hari Raya dengan Berlebihan
Hari raya seharusnya dirayakan dengan penuh syukur dan sederhana, namun sering kali dijadikan ajang pamer kemewahan. Membeli pakaian, makanan, atau dekorasi secara berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhan adalah bentuk pemborosan yang harus dihindari.
- Merayakan Pesta Perkawinan secara Berlebihan
Mengadakan pesta perkawinan dengan biaya yang melampaui kemampuan atau tidak sesuai dengan syariat Islam adalah contoh lain dari tabzir. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk hidup sederhana dan tidak menghambur-hamburkan harta hanya demi gengsi atau status sosial.
- Bersedekah Tanpa Keikhlasan
Meskipun sedekah merupakan amal yang mulia, melakukannya tanpa keikhlasan hanya akan menjadi sia-sia. Orang yang bersedekah untuk pamer atau mencari pujian dari orang lain sebenarnya telah melakukan tabzir karena tidak mendapatkan pahala atas perbuatannya.
Akibat dari Perilaku Tabzir
Masih dari sumber sebelumnya, berikut ini beberapa akibat dari perilaku tabzir.
- Mendapat Murka Allah Subhanahu wa Ta’ala
Dalam Islam, perilaku boros tidak disukai Allah Subhanahu wa Ta’ala karena termasuk perbuatan yang melampaui batas, bahkan pelaku tabdzir disebut sebagai saudara setan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Al Quran surah Al-Isra’ ayat 27.
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Arab latin: Innal-mubażżirīna kānū ikhwānasy-syayāṭīn(i), wa kānasy-syaiṭānu lirabbihī kafūrā(n).
Artinya: Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.
- Mendapat Kesengsaraan di Dunia dan Akhirat
Orang yang boros biasanya tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan ekonomi di dunia, seperti terlilit utang atau hidup dalam kekurangan. Di akhirat, perilaku boros menjadi salah satu hal yang dihisab dan dapat mendatangkan penyesalan.
- Mendapat Siksa yang Teramat Pedih
Perilaku tabzir dapat membawa pelakunya kepada siksa, baik di dunia maupun di akhirat. Di akhirat, siksa pedih menanti karena mereka telah menyia-nyiakan nikmat yang Allah berikan tanpa rasa syukur dan tanggung jawab.
Cara Menghindari Perilaku Tabzir
Kembali mengutip buku Aqidah Akhlak yang disusun oleh Anita Yuniarti dan Aufia Aisa, cara menghindari perilaku tabzir adalah dengan menerapkan gaya hidup sederhana yang sejalan dengan ajaran Islam.
Hidup sederhana berarti memenuhi kebutuhan tanpa berlebihan, baik dalam hal makan, minum, berpakaian, maupun pengeluaran lainnya.
Untuk melakukannya, mulailah dengan merencanakan kebutuhan secara bijak, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta menghindari pemborosan dalam berbagai aspek kehidupan.
Sebagai panduan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 31:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Firman ini mengingatkan kita untuk senantiasa bersikap seimbang dan menjauhi sikap boros yang mendekatkan seseorang kepada sifat-sifat setan.