Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat menyayangi dan mencintai kedua orang tuanya, suatu teladan yang beliau contohkan dengan penuh kasih sayang dan penghormatan yang mendalam. Kasih sayang ini tidak hanya terbatas pada orang tua beliau sendiri, tetapi juga mencerminkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua.
Beliau selalu mengingatkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik, menghormati, dan menyayangi kedua orang tua mereka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan bahwa bakti kepada orang tua adalah salah satu amal yang paling mulia dan dicintai oleh Allah. Sebaliknya, beliau juga mengingatkan umatnya untuk menjauhi perilaku durhaka dan tidak menghargai orang tua, karena hal ini merupakan dosa besar yang dapat mendatangkan murka Allah.
Dengan meneladani sikap beliau, umat Islam diharapkan dapat membangun hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang dengan orang tua mereka, serta meraih ridha Allah melalui bakti yang tulus dan ikhlas.
Ingatlah Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hambanya untuk berbuat baik kepada ibu dan bapak kandung. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-Isra ayat 23:
۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢٣
Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Serta hadits yang diriwayatkan oleh Jabir Ibnu Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Wahai segenap kaum muslimin! Takutlah kalian kepada Allah. Sambunglah tali silaturahmi. Sesungguhnya tidak ada imbalan (pahala) yang paling cepat daripada silaturrahmi. Jauhilah oleh kalian tindak kezaliman (aniaya), sesungguhnya tidak ada balasan siksa yang paling disegerakan daripada hukuman tindakan aniaya (zhalim). Jauhilah oleh kalian durhaka kepada kedua orangtua. Sesungguhnya aroma surga itu dapat dirasakan dari jarak seribu tahun perjalanan. Demi Allah, manusia-manusia pendurhaka, pemutus tali silaturahmi, tua bangka pezina, manusia yang berjalan dengan sarung terurai sampai ke tanah, tidak akan merasakan aroma surga. Sesungguhnya keperkasaan (kedigdayaan) hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.” (HR al-Thabarani dan al-Baihaqi).
Hukuman Durhaka kepada Orang Tua
Mengutip buku Rahasia Agar Panjang Umur dan Banyak Pahala karya Muhammad Fadlun, S.Pd.I disebutkan bagi mereka para pelaku durhaka kepada orang tua, maka hukuman mereka akan disegerakan di dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Semua perbuatan dosa (balasannya) ditangguhkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan kehendak-Nya sampai kelak datang hari kiamat, kecuali dosa menyakiti kedua orang tua (durhaka kepada nya atau salah satunya), karena sesungguhnya siksa perbuatan tersebut dipercepat (oleh Allah) ditimpakan kepada pelakunya sewaktu masih hidup, sebelum mati.” (HR. Imam Thabrani).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada dua perbuatan (dosa) yang hukumnya disegerakan di dunia, yakni berzina dan menyakiti kedua orang tua.” (HR. Imam Hakim).
Suatu kisah di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bernama Al-Qomah yang menyakiti perasaan hati ibunya, membuat rohnya tidak mau keluar dari tubuh, dan ibunya pun tidak mau memaafkan kesalahannya.
Akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengambil langkah, mengumpulkan kayu bakar dan hendak membakar jasad Al-Qomah supaya bisa meninggal dunia.
Balasan Anak yang Durhaka pada Orang Tua
Selain itu, Ustaz Sasetyo dalam buku Mukjizat Doa Ibu menyebutkan beberapa balasan bagi anak yang durhaka kepada orangtuanya.
- Sia-sia Amal Kebajikannya
Anak yang durhaka kepada kedua orangtuanya ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sekalipun ia rajin ibadah dan beramal saleh.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ” Tiga macam dua yang akan menyia-nyiakan amal segala amal lainnya ialah syirik mempersekutukan Allah, durhaka kepada ayah dan ibu, serta lari dari medan perang.” (HR. At.Thabrani).
- Menghilangkan Cahaya Kesalehan
Salah satu ciri kesalehan adalah anak yang berbakti, maka sekalipun ia lulusan pesantren dan calon ustaz, bila tidak berbakti kepada orang tuanya hilanglah kesalehannya.
Abdullah bin Umar RA berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Peliharalah hubungan dengan teman-teman yang dicintai kedua orang tuamu. Jangan kamu memutuskannya. Bila hubungan itu terputus, Allah akan memadamkan cahayamu.” (HR Bukhari)
- Memendekkan Umur
Wahab bin Munnabih berkata, “Allah telah mewahyukan kepada Nabi Musa: ‘Hai Musa, hormatilah kedua ayah dan ibumu. Siapa yang taat kepada ayah dan ibunya, niscaya Aku panjangkan umurnya dan Aku beri kepadanya predikat anak yang berbakti. Siapa yang mendurhakai mereka, Aku akan pendekkan umurnya dan aku beri padanya predikat anak yang durhaka.”
- Meninggal dalam Kondisi Su’ul Khatimah
Anas berkata bahwa Nabi bersabda, “Tidaklah seorang laki-laki yang kedua orang tuanya sudah meninggal dunia, sedang keduanya dalam keadaan tidak meridhai dirinya, kecuali Allah akan keluarkan roh laki-laki itu dalam keadaan tidak mengucapkan syahadat. Tidak pula ia dibangkitkan dari kuburnya, kecuali dituliskan pada keningnya, Inilah Balasan Orang yang Durhaka kepada Orang Tua.”
- Terhalang Masuk Surga
Ibnu Umar mengatakan bahwa Nabi bersabda, “Ada tiga macam dosa yang diharamkan Allah bagi yang melakukannya untuk masuk surga, yaitu yang selalu mabuk-mabukkan (minum khamr), yang mendurhakai ibu dan ayahnya, dan orang yang membiarkan istrinya melacur atau orang yang sengaja memelihara pelacur. (HR Ahmad, An-Nasi, dan Al-Hakim).
- Dilaknat Allah Subhanahu wa Ta’ala
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Allah telah melaknat tujuh golongan dari atas tujuh lapis langit dan kutukan itu diulang-ulang sampai tiga kali untuk masing-masingnya. Padahal, satu kutukan saja sudah cukup membinasakan, yaitu terkutuklah orang yang berbuat liwath (homoseks dan lesbi), terkutuklah orang yang menyembelih hewan tidak karena Allah, terkutuklah orang yang bersetubuh dengan binatang, terkutuklah orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, terkutuklah orang yang menikah dengan wanita yang dirangkap dengan putrinya (ibu dan anaknya dinikahi juga), terkutuklah orang yang merusak tanda-tanda batas kepemilikan tanah, dan terkutuklah orang yang mengaku hubungan maula (majikan) kepada yang bukan maula yang memerdekakannya.” (HR Thabrani)
- Dijauhi Allah pada Hari Kiamat
Sahal bin Mưadz mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Ada segolongan manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dilihat, tidak dibersihkan, dan tidak pula disucikan. Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Jawab Nabi, “Orang yang menjauhkan diri dari kedua orang tuanya dan yang mendapat limpahan kebajikan dari suatu kaum, tetapi kemudian mengingkari kebajikan itu dan malah menjauhkan diri dari mereka.” (HR Ahmad dan Baihaqi)
- Masuk Neraka Paling Awal
Anas bin Malik mengatakan bahwa Nabi bersabda, “Ada tujuh golongan yang pada hari kiamat tidak dipandang Allah, tidak dibersihkan, dan tidak dikumpulkan dengan umat manusia lainnya. Mereka juga akan dimasukkan ke neraka paling awal, kecuali bertobat di dunia, sehingga Allah berkenan memberi ampunan. Mereka itu adalah yang suka melakukan onani, homoseks, peminum minuman keras, memukul kedua orang tua sehingga mereka berteriak minta tolong, membuat keributan dengan tetangga hingga mereka melaknat, dan orang yang berzina dengan istri tetangganya.” (HR Baihaqi dari kitab Syu’abul Iman).