5 Tips Diet Ala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

by | May 11, 2025 | Info

Beberapa hari setelah Hari Raya Idul Adha berlalu, suasana perayaan masih terasa hangat di tengah masyarakat. Momen libur panjang ini biasanya diisi dengan berbagai aktivitas keluarga, termasuk menikmati hidangan-hidangan khas lebaran yang banyak berbahan dasar daging. Banyak dari kita juga cenderung menyantap masakan yang kaya akan santan atau diolah dengan cara dipanggang, sehingga rasanya tentu menggugah selera. Namun di balik kenikmatan tersebut, ada satu kebiasaan yang sering luput dari perhatian—minimnya aktivitas fisik selama liburan. Hal ini diperparah dengan kecenderungan untuk bermalas-malasan, sehingga tubuh pun rentan mengalami penambahan berat badan secara tiba-tiba.

Padahal, memiliki bentuk tubuh yang ideal dan menjaga berat badan tetap seimbang adalah dambaan banyak orang. Kegemukan atau obesitas bukan hanya mengganggu penampilan, tetapi juga berpotensi meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit serius seperti diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung. Untuk menghindari hal tersebut, banyak orang menjalani program diet dengan harapan bisa menurunkan berat badan. Sayangnya, tidak semua orang berhasil, karena tidak semua metode diet cocok dengan kondisi tubuh masing-masing. Hal ini sering membuat orang menjadi bingung dan cemas dalam memilih pola diet yang tepat.

Namun sebenarnya, kita tidak perlu terlalu bingung mencari pola diet yang ideal. Jauh sebelum ilmu gizi modern berkembang, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah memberikan teladan tentang pola makan sehat yang sangat sederhana, mudah dipraktikkan, dan terbukti bermanfaat untuk mencegah berbagai macam penyakit berbahaya. Diet yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bukan hanya berfungsi menjaga berat badan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan secara menyeluruh.

Beberapa Prinsip Diet Sehat Ala Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

1. Makan Sebelum Lapar dan Berhenti Sebelum Kenyang

Prinsip ini terlihat sederhana, namun memiliki manfaat besar bagi kesehatan tubuh. Makan sebelum benar-benar merasa lapar dapat mencegah lonjakan asam lambung yang bisa menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Di sisi lain, berhenti makan sebelum kenyang dapat mencegah perut menjadi terlalu penuh, yang bisa menyebabkan kondisi overdistensi atau pelebaran lambung secara berlebihan. Seperti halnya balon yang terus ditiup, jika lambung terlalu sering dipaksa menampung makanan dalam jumlah banyak, maka risikonya bisa fatal bagi kesehatan organ pencernaan.

2. Mengonsumsi Makanan yang Baik dan Halal

Dalam ajaran Islam, makanan yang dikonsumsi harus tidak hanya halal, tetapi juga baik (thayyib). Kriteria “baik” ini mencakup cara mendapatkan makanan yang halal, cara pengolahannya yang higienis, dan efeknya terhadap kesehatan. Contohnya, meskipun gula adalah bahan yang halal, namun jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama oleh penderita diabetes, maka gula bisa menjadi pemicu penyakit. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selektif dalam memilih makanan—bukan hanya dari sisi kehalalan, tetapi juga dari nilai gizi dan dampaknya terhadap tubuh.

3. Makan dengan Posisi Duduk dan Meninggikan Kaki Kanan

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa makan dalam posisi duduk di lantai sambil sedikit meninggikan kaki sebelah kanan. Posisi ini ternyata memiliki manfaat medis, karena dapat membantu makanan masuk dengan lebih mudah ke dalam lambung yang terletak di sisi kiri perut. Dengan adanya tekanan ringan dari sisi kanan, makanan dapat masuk secara efisien dan mencegah terjadinya endapan makanan di kerongkongan, yang bisa menyebabkan peradangan (esofagitis).

4. Mengunyah Makanan Secara Perlahan

Mengunyah makanan hingga halus, misalnya sebanyak 32 kali setiap suapan, dapat membantu sistem pencernaan bekerja lebih ringan. Makanan yang dikunyah dengan baik akan lebih mudah dicerna oleh enzim pencernaan, sehingga nutrisi dapat terserap dengan optimal dan mengurangi risiko gangguan lambung.

5. Tidak Langsung Tidur Setelah Makan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengajarkan agar tidak langsung tidur setelah makan. Sebaliknya, beliau menganjurkan untuk berdzikir atau melakukan ibadah ringan seperti shalat sunnah. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa tidur setelah makan dapat membuat hati menjadi keras. Secara medis, ini bisa diartikan sebagai kerusakan hati (sirosis) yang disebabkan oleh fermentasi makanan di usus akibat gerakan usus yang melambat saat kita tidur. Proses fermentasi yang terlalu lama bisa menghasilkan zat beracun seperti nitrit, skatol, dan indole, yang merusak organ hati.

Contoh Pola Makan Sehari-hari Ala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Sarapan:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasanya mengawali pagi dengan mengonsumsi tujuh butir kurma matang yang disebut ruthab, dan meminum air putih yang dicampur dengan madu. Kombinasi ini sangat baik untuk meningkatkan energi dan menjaga sistem imun tubuh, serta membantu mencegah racun masuk ke dalam tubuh.

Makan Siang:
Untuk makan siang, beliau sering mengonsumsi cuka yang dikenal sebagai khol. Cuka ini bermanfaat dalam memperlancar sistem pencernaan, mencegah kepikunan, memperkuat tulang, serta menurunkan kadar kolesterol.

Makan Malam:
Pada malam hari, menu makan beliau lebih ringan dan didominasi oleh sayuran. Pola ini sesuai dengan prinsip diet modern yang menganjurkan konsumsi makanan tinggi serat dan rendah kalori pada malam hari.